Suara.com - Pergerakan nilai tukar rupiah pada Jumat (12/10/2018) terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bakal kembali positif. Diprediksikan, rupiah bakal menguat.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, data Indeks Harga Konsumen AS atau inflasi yang dirilis di bawah ekspektasi pasar dapat mendorong pelemahan dolar AS. Sehingga, sambung dia, hal ini memberikan sentimen positif untuk penguatan rupiah hari ini.
"Ada potensi menguat di kisaran Rp 15.180 - Rp 15.250," kata Ariston di Jakarta, Jumat (12/10/2018).
Meski begitu, Ariston menuturkan, pergerakan rupiah juga akan dipengaruhi penundaan kenaikan harga BBM bersubsidi. Dia menjelaskan, pelemahan rupiah kemarin (11/10/2018) dikarenakan sentimen tersebut.
Baca Juga: Prabowo Ingatkan Pemerintah Wajib Punya Dana Cadangan yang Besar
"Pembatalan Kebijakan kenaikan harga BBM subsidi mendorong pelemahan rupiah kemarin," jelas dia.
Berdasarkan pasar Spot Bloomberg, nilai tukar rupiah pada Kamis (11/10/2018) di level Rp 15.235 per dolar AS. Posisi tersebut melemah dibandingkan pada pergerakan hari sebelumnya di level Rp 15.200 per dolar AS.
Sementara, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia rupiah pada Kamis (11/10/2018) kemarin berada di level Rp 15.253 per dolar AS. Posisi itu juga melemah dari hari sebelumnya di level Rp 15.215 per dolar AS.