Kementan: Beras Premium Indonesia Disukai Pasar Mancanegara

Sabtu, 06 Oktober 2018 | 09:17 WIB
Kementan: Beras Premium Indonesia Disukai Pasar Mancanegara
Beras premium Indonesia disukai pasar mancanegara. (Dok: Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ekspor beras Indonesia kategori premium dan khusus meningkat tajam dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada  2017, volume ekspor beras kategori ini mencapai 3.433 ton, atau meningkat lebih dari 2.540 persen dibandingkan capaian ekspor 2014, yang hanya sekitar 130 ton.

Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan, ekspor beras premium dan khusus kembali mengalami peningkatan. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) Kementan, hingga Agustus lalu, volume ekspor beras kategori premium dan khusus sudah mencapai 3.069 ton.

"Capaian kinerja ekspor beras ini membuktikan bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada peningkatan beras untuk memperkuat cadangan beras pemerintah saja, tetapi juga turut berupaya untuk mengembangkan beras untuk segmen pasar khusus," kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Gatut Sumbogodjati, dalam keterangan pers, Jakarta, Kamis (4/10/2018).

Kementan melalui Ditjen TP terus mendorong pengembangan beras premium maupun khusus melalui sejumlah program, antara lain penerapan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, serta penyediaan alat dan mesin pertanian.

Baca Juga: Cegah Hama Wereng, Kementan Ajak Petani Kembangkan Tanaman Sehat

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. (Dok: Kementan)
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. (Dok: Kementan)

Penyediaan alat dan mesin pertanian seperti traktor, pompa air dan alat bantu tanam digunakan untuk produksi, sementara combine harvester digunakan untuk menurunkan kehilangan hasil dan percepatan proses panen.

"Kami juga memfasilitasi sertifikasi beras organik dan memberikan bantuan alat pasca panen Rice Milling Unit (RMU), packing, serta dryer atau alat pengering," tambah Gatut.

Beras Indonesia, disebut Gatut telah berhasil memasuki pasar mancanegara, antara lain Malaysia, Singapura, Australia, Jerman, Italia, Belgia dan Amerika Serikat. Beras yang diekspor tersebut merupakan beras organik, beras hitam, beras merah, beras ketan hitam, serta beras premium dari jenis pandan wangi, mentik wangi, dan beberapa jenis beras premium lokal lainnya.

"Beras-beras tersebut diminati kalangan masyarakat tertentu, karena beberapa alasan, antara lain tidak menggunakan bahan kimia, rendah glikemik, cita rasa yang khas, dan memang digunakan sebagai bahan baku untuk jenis makanan tertentu," ujar Gatut.

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan ekspor beras kategori premium dan khusus, Gatut menyebutkan, Kementan merujuk pada konsep pengembangan komoditas berbasis wilayah. Untuk wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga, Kementan mendorong pengembangan komoditas padi unggulan lokal.

Baca Juga: Kementan - BI - Kepri Kerja Sama Tingkatkan Ekspor

"Seperti misalnya, beras Adan Krayan dari Kalimantan Utara, yang selama ini diminati oleh konsumen di Malaysia dan Brunei. Beras ini memiliki tekstur lembut dengan warna putih, merah dan hitam kemerahan. Selain beras Adan Krayan, beras Raja Uncul dari Kalimantan Barat dan beras Siam Unus Mutiara dari Kalimantan Selatan juga berpotensi mengisi pasar Malaysia," papar Gatut.

Posisi Indonesia sebagai produsen beras terbesar ketiga dunia setelah Cina dan India adalah representasi bahwa potensi sumber daya alam Indonesia sangat besar.  Gatut optimistis, Indonesia tidak hanya sebatas mampu memenuhi kebutuhan beras dalam negeri, tapi juga mampu mengisi kebutuhan pasar luar negeri.

"Untuk memperluas akses pasar internasional, kami secara terus-menerus melakukan promosi dan koordinasi dengan perwakilan Indonesia di luar negeri, baik Atase Pertanian maupun Atase Perdagangani," pungkas Gatut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI