Suara.com - Gucci dan Louis Vuitton menjadi merek barang mewah dengan nilai yang paling tinggi. Pasalnya nilai merek dua perusahaan fashion itu tumbuh 42 persen sejak 2017.
Berdasarkan laporan konsultan Interbrand, nilai merek Gucci naik 30 persen menjadi 12,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS), sementara Louis Vuitton tumbuh 23 persen menjadi 28,2 miliar dolar AS.
Interbrand juga mencatat terdapat sembilan merek mewah yang ditampilkan memiliki nilai merek gabungan sebesar 105,8 miliar dolar AS dan juga termasuk Hermes, Tiffany & Co, Dior dan Burberry.
"Mereka (merek fashion) telah berhasil menanamkan citra dalam perjalanan budaya dan tetap bisa mempertahankan keaslian dan tingkat eksklusivitas mereka. Sukses membuat merek mereka lebih diinginkan dan mendatangkan lebih banyak pelanggan," kata Laporan Konsultan Interbrand seperti dikutip dari CNBC, Jumat (5/10/2018).
Baca Juga: Pergerakan IHSG Hari Ini Diprediksi Masih di Zona Merah
Interbrand memuji Chief Executive Gucci, Marco Bizzarri dan direktur kreatif perusahaan ini yang flamboyan, Alessandro Michele, sebagai alasan di balik pertumbuhan perusahaan. Sementara itu, Louis Vuitton menunjuk desainer Virgil Abloh sebagai direktur artistik untuk busana pria pada Maret 2018, sebuah karya yang siap membawa budaya barang-barang berlabel bagi kaum muda.
Chanel, pendatang baru di daftar nomor 23, memiliki nilai merek 20 miliar dolar AS, setelah melaporkan laba setahun penuh untuk pertama kalinya. Mereka menghasilkan pendapatan 9,62 miliar dolar AS pada 2017, naik 11 persen dari tahun ke tahun, dengan laba naik 18,5 persen menjadi 1,79 miliar dolar AS.
Dalam hal penjualan, Gucci ingin menyalip Louis Vuitton sebagai label mewah terbesar di dunia, yang menargetkan pendapatan 10 miliar Euro (11,5 miliar dolar AS). Louis Vuitton, dimiliki oleh LVMH, memiliki lebih dari 8 miliar euro dalam penjualan pada 2017 menurut perkiraan analis, sementara Gucci menghasilkan 6,2 miliar Euro.
Peringkat tahunan Interbrand tentang 100 merek terbesar di dunia mengukur seberapa banyak nama merek berkontribusi pada keputusan konsumen untuk membeli produk. Perusahaan premium bisa dikenakan biaya untuk barang bermerek, atas faktor-faktor seperti harga atau kenyamanan. Ini juga melihat kinerja keuangan serta seberapa besar kemungkinan perusahaan memiliki kesuksesan di masa depan.
Apple menempati urutan teratas secara keseluruhan, dengan nilai 214,5 miliar dolar AS, naik 16 persen pada tahun lalu, diikuti Google, naik 10 persen menjadi 155,5 miliar dolar AS dan Amazon, naik 56 persen menjadi 100,8 miliar dolar AS.
Baca Juga: Emery Puji Penampilan Tim Lapis Kedua Arsenal di Azerbaijan
Amazon juga merupakan merek yang tumbuh paling cepat dalam daftar, diikuti oleh Netflix, naik 45 persen menjadi 8,1 miliar dolar AS. Merek-merek yang tumbuh cepat lainnya termasuk Salesforce, PayPal dan Mastercard.
Coca-Cola dan Facebook adalah satu-satunya merek di 10 teratas yang kehilangan nilai merek, masing-masing turun 5 dan 6 persen.