Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akhirnya angkat bicara terkait nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang tembus dilevel Rp 15.000.
Sri Mulyani menuturkan, pemerintah akan terus memantau pergerakan nilai tukar rupiah yang tembus Rp 15.000 per dolar AS. Namun demikian, pelemahan nilai tukar rupiah dinilai belum berdampak pada sektor perbankan dalam negeri.
"Kita bersama-sama dengan Bank Indonesia dan Menko Perekonomian terus melihat perkembangan rupiah. Bahwa perkembangan ini tentu akan direspons oleh para pelaku ekonomi," ujar Sri Mulyani, Selasa (2/10/2018).
Sri Mulyani mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah ini harus dilihat secara seksama. Menurutnya, penyesuaian terhadap level normalisasi dari kebijakan moneter Amerika Serikat yang berdampak terhadap rupiah bisa berjalan cukup baik.
Sri Mulyani mengatakan pemerintah berharap penyesuaian ini bisa muncul dengan indikator-indikator perekonomian yang bisa dijaga dengan baik.
"Kita juga melihat dari sektor riil, pertumbuhan ekonomi kita hingga kuartal III diperkirakan cukup tinggi. Kemarin inflasi mengalami penurunan, deflasi, dan growth dikontribusikan dari sektor konsumsi, investasi dan pada degree tertentu adalah ekspor dan belanja pemerintah yang saya sampaikan tumbuh 8 persen bisa memberikan kontribusi yang bagus," katanya.
Kendati demikian, kata Sri Mulyani, pemerintah masih tetap mewaspadai penyesuaian normalisasi moneter yang dilakukan oleh pemerintah AS.
"Kita berharap penyesuaian ini bisa muncul, tetapi indikator-indikator perekonomian bisa dijaga secara baik," ujar Sri Mulyani.