Suara.com - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengungkapkan, baru sedikit daerah di Palu dan Donggala yang teraliri listrik. Tepatnya baru 20 persen wilayah yang baru teraliri listrik.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman mengatakan, kerusakan yang cukup besar terjadi dalam bencana gempa disertai tsunami di dua daerah tersebut.
Dia melanjutkan, sebanyak 5 gardu induk dari total 7 gardu induk di dua daerah tersebut rusak akibat bencana alam itu.
"Jadi PLN mengalami kerusakan instalasi kalau kita bandingkan dengan kasus Aceh dan Lombok ini yang paling fatal buat kami, karena gardu induk kita kena 5 dari 7. Waktu di Lombok enggak separah itu," ujar Syofvi saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Syofvi menuturkan, saat ini kendala yang dihadapi perseroan yakni interbus transformation (IBT) atau trafo penyambung listrik ke perumahan dari 150 kv ke 70 kv sedang bermasalah. Sehingga, hal ini menjadi penyebab aliran listrik susah diakses di dua daerah tersebut.
"Nah itu kendala terbesar. Ini (IBT) sekarang lagi dicek, tapi kalau IBT-nya masalah kita pararel sudah siapkan IBT dari Jakarta," imbuh dia.
Meski begitu, Syofvi belum memprediksi kapan listrik di dua daerah tersebut bisa menyala normal. Menurut dia, hal tersebut tergantung dari pemulihan 5 gardu induk yang mengalami kerusakan.
"Tergantung assesment kita terakhir ini kerusakannya masih berapa yang penting kita recovery dulu, nyala normal," pungkas dia.