Suara.com - Rupiah kembali tersungkur terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada hari ini, Selasa (2/10/2018) nilai tukar rupiah telah menyentuh Rp 15.000-an per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah pada hari ini berada di level Rp 15.042 per dolar AS. Posisi tersebut melemah dibandingkan pada pergerakan sebelumnya di level Rp 14.910 per dolar AS.
Sementara, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia. Pada hari ini nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.988 per dolar AS. Posisi itu juga melemah dari hari sebelumnya di level Rp 14.905 per dolar AS.
Menurut pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara pelemahan rupiah akan terus berlanjut.
Bahkan, sambung dia, hingga akhir tahun rupiah akan berada di titik terendah setelah masa krisis moneter.
"Ini (pelemahan rupiah) akan berlanjut hingga akhir tahun. Diproyeksi tembus Rp 15.200," kata Bhima saat dihubungi Suara.com, Selasa (2/10/2018).
Bhima menambahkan, tekanan pergerakan nilai tukar rupiah semakin membesar. Dia menjelaskan, mulai dari kenaikan harga minyak mentah hingga pengumuman data pengangguran AS yang turun menjadi penyebab rupiah terus melemah terhadap dolar AS.
"Di dalam negeri, pengumuman terkait pertumbuhan ekonomi pada kuartal III oleh BPS yang diprediksi akan berada 5,1 persen atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya. Kekhawatiran ini berdasarkan stagnannya konsumsi, menurunkan kinerja investasi dan net ekspor," pungkas dia.