Suara.com - Malaysia Airlines batal mendatangkan pesawat Boeing 787 Dreamliner. Sebanyak delapan unit pesawat berbadan lebar ini tidak bakal menjadi bagian dari armada Malaysia Airlines.
Izham Ismail, Chief Executive Officer Malaysia Airlines menyatakan, pembatalan ini terjadi karena maskapai pelat merah alias milik nasional dari negara Malaysia ini tidak sanggup memenuhi persyaratan yang diminta.
"Kami hanya akan meminta kembali permintaan proposal, dan melibatkan dewan untuk mendiskusikan rencana jaringan maskapai penerbangan kami di masa depan," kata Izham Ismail, seperti dikutip MalayMail, Selasa (2/10/2018).
Menurut Izham Ismail, saat ini armada Malaysia Airlines sebanyak 81 unit pesawat masih dirasa cukup untuk melayani 58 rute yang dimiliki. Pembelian pesawat, lanjut dia, nantinya akan didasarkan pada kebutuhan dan status keuangan perusahaan.
Baca Juga: iMessage di iOS 12 Bermasalah? Begini Trik Mengatasinya
Perjanjian pembelian pesawat ini dibuat oleh perdana menteri pada saat itu, Datuk Seri Najib Razak dalam kunjungannya ke Amerika Serikat (AS) pada tahun lalu.
Najib Razak mengatakan bahwa Malaysia Airlines akan membeli 25 jet B737 dan delapan 787 Dreamliner dari Boeing yang berbasis di Seattle, Washington D.C, AS.
Izham Ismail mengatakan, maskapai akan mengirim surat keterangan untuk mengakhiri perjanjian leasing pesawat Airbus A330-300. Dia menambahkan bahwa pesawat berbadan lebar generasi baru harus sesuai dengan aspirasi jaringan masa depan Malaysia Airlines.
Malaysia Airlines saat ini memiliki armada berbadan lebar di kelas Airbus yang terdiri dari enam Airbus A380, enam A350 dan 21 unit A330, selain 48 unit B737-800.
Sebelumnya, Malaysia Airlines juga mengalami kerugian selama tiga tahun berturut-turut. Pada tahun pertama, Malaysia Airlines menderita kerugian hingga 1 miliar Ringgit atau sekitar Rp 3,6 miliar.
Baca Juga: Alasan Menhub Ingin Agung Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan