Suara.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyatakan harga beras mengalami kenaikan pada September 2018. Berdasarkan catatan BPS, harga beras naik sebesar 0,29 persen.
Dia menerangkan, meskipun ada kenaikan harga beras, tetapi tidak berpengaruh ke inflasi di sektor bahan makanan. Pada September 2018, tercatat harga bahan makanan justru mengalami deflasi 1,62 persen.
"Memang ada datanya bahwa ada dua komoditas beras dan kentang yang naiknya tipis beras naik 0,29 persen. Ini kecil sekali menyumbang hanya 0,01 persen buat inflasi," kata Suhariyanto di Kantor BPS Jakarta, Senin (1/10/2018).
Meski demikian, Suhariyanto meyakini harga beras akan stabil hingga akhir tahun. Hal ini karena, cadangan beras yang ada di gudang Bulog tengah kelebihan pasokan.
"Kalau Oktober - Desember itu musim tanam jadinya produksinya turun, tapi kita tidak boleh jauh. Karena situasi agak berbeda dengan tahun lalu, tahun lalu cadangan beras Bulog enggak aman cuma 900 ribu ton," tutur dia.
Berdasarkan data BPS, harga beras di tingkat penggilingan dengan kualitas premium naik 1,2 persen yakni Rp 9.572 per kilogram kemudian kualitas medium naik 1,5 persen dengan harga Rp 9.310 per kilogram.
Sedangkan, harga beras kualitas rendah dipatok Rp 9.125 per kilogram atau naik 1,65 persen.
"Sekarang cadangan beras Bulog relatif aman, kemarin Kepala Bulog sudah menyampaikan dari 1,5 juta ton dari impor serapan sekitar 900 ribu ada 2,4 juta ton. Dengan cadangan beras saat ini saya yakin harga beras terkendali," ucap Suhariyanto.