Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berpesan agar nilai manfaat dana pensiun tetap terus terjaga. Bisnis pensiun adalah bisnis yang menjaga amanah.
Dilatari oleh dinamika ekonomi global berubah secara cepat, penting bagi para pengelola dana pensiun untuk memiliki integritas, kompentensi, dan profesionalisme.
"Dalam situasi yang banyak perubahan memang dibutuhkan para pengelola pensiun yang makin handal. Integritas adalah non-negotiable. Profesionalisme dan kompetensi sangat-sangat penting. Memahami arah ke depan dari perekonomian menjadi penting karena memutuskan bagaimana Anda meletakkan (dana kelolaan) di instrumen apa," kata Ani di Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Aset dana pensiun sendiri hanya Rp266 triliun atau 1,85 persen dari PDB. Itu dana yang sangat kecil karena di berbagai negara maju, dana kelolaan pensiun sekitar 70-100 persen dari PDB.
Baca Juga: Supriyanto, Pembunuh Pensiunan TNI AL Divonis 12 Tahun Penjara
"Ini adalah tantangan. Apa yang terjadi ketika Indonesia hanya memiliki dana pensiun yang sangat kecil? Indonesia akan menjadi seperti danau yang sangat dangkal. Ketika ada orang melempar batu, maka percikannya akan besar sekali," tukas Menkeu.
Ani mengungkapkan dengan demografi usia 30 tahun lebih banyak daripada usia di atas 50 tahun di Indonesia, itu adalah kesempatan bagi pengelola dana pensiun untuk mengumpulkan dana kelolaan. Saat ini, momen yang tepat untuk melakukan berbagai sosialisasi dan edukasi kepada generasi milenial untuk merencanakan kehidupan.
Terakhir, Ani tidak lupa mengingatkan peserta mengenai disrupsi dari perkembangan teknologi. Ia berharap ADPI mampu memahami dan mengantisipasi pengaruh disrupsi ini terhadap dana pensiunan baik dari sisi pengumpulan maupun pengelolaannya.
"Pikirkan bagaimana connect dengan generasi milenial. Saya harap ADPI menggunakan teknologi sebagai kesempatan untuk menyebarkan perencanaan hidup kelompok muda ini secara lebih baik," ujarnya.
Baca Juga: Jokowi Janjikan Tahun Depan Tetap Kasih THR ke Pensiunan PNS