Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan pada perdagangan Selasa (25/9/2018) dibuka melemah. Pelemahan ini melanjutkan pelemahan IHSG pada perdagangan awal pekan kemarin.
Analis Senior dari CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, perkiraan pelemahan IHSG seiring sikap panik berlebihan pelaku pasar terhadap sikap Amerika Serikat dan Cina yang saling mengenakan tarif impor dagangnya atau saat ini dikenal dengan istilah perang dagang.
"Diharapkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 5853-5864 dan resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 5923-5938," ujar Reza di Jakarta, Selasa (25/9/2018).
Berdasarkan data RTI perdagangan IHSG pada Senin (24/9/2018) dibuka menguat di level 5.958. Akan tetapi, penguatan tersebut berbalik arah menjadi melemah saat perdagangan IHSG ditutup di level 5882.
"Diharapkan aksi jual dapat lebih mereda sehingga dapat menahan pelemahan IHSG. Tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat menahan IHSG melanjutkan kenaikannya," imbuh dia.
Sementara itu, Analis dari Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan, pergerakan IHSG justru berpotensi naik.
William mengatakan, potensi kenaikan tersebut disebabkan oleh kuatnya kondisi fundamental perekonomian dalam negeri masih akan terus menopang pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang. Selain itu, lanjut dia, tren penguatan IHSG akan terus berlanjut di tengah gejolak nilai tukar dan harga komoditas.
"Ditambah jelang awal bulan depan yang sudah memasuki kuartal ke empat di mana akan terdapat rilis data emiten di kuartal 3 yang disinyalir akan mulai membaik," kata William.