Lantas apa yang membuat pariwisata Indonesia itu bisa begitu hebat? Begitu kuat dan melesat dengan cepat?
"Alasan utama, ada CEO Commitment. Ini yang ditunjukkan presiden selama memimpin kabinet kerja. Action-nya ada, rekam jejaknya pun tercatat. Dalam memimpin kabinet kerja, presiden tak ragu menetapkan pariwisata sebagai leading sector dan sekaligus inti ekonomi bangsa," ujar Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
Presiden bahkan ikut memberi komando lewat penetapan 10 destinasi prioritas, atau yang sering dipopulerkan dengan istilah 10 Bali Baru. Sebarannya pun merata di seluruh Indonesia.
Ada Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Bangka Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Borobudur di Joglosemar, Bromo-Tengger-Semeru Jawa Timur, Mandalika di Lombok, Komodo Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Morotai Maltara.
Baca Juga: Menpar: Telekomunikasi Lengkapi Bisnis Pariwisata Indonesia
Bukan itu saja, presiden pun tanpa ragu hadir langsung di banyak destinasi wisata. Melihat secara langsung kendala dilapangan.
Destinasi Raja Ampat, Morotai, Labuan Bajo, Larantuka, Mandalika, Borobudur, Tanjung Lesung, dan Danau Toba adalah beberapa destinasi yang dikunjunginya. Suport besar pun diberikan kepada destinasi yang mengalami bencana.
Sebut saja, Bali yang langsung bergeliat ketika dikunjungi presiden saat erupsi Gunung Agung. Atau pariwisata Lombok yang langsung bangkit setelah dikunjunginya.
Bagi Arief, dukungan nyata presiden itulah yang membuat pariwisata semakin maju.
“Itu menunjukkan komitmen yang tinggi dari Presiden Jokowi terhadap dunia pariwisata. Tugas seorang CEO adalah menentukan arah dan mengalokasikan sumber daya, baik manusia (orang terhebat) maupun budgeting (anggaran). Karena itu, di pariwisita ditempatkan orang-orang terhebat dan disuport dengan anggaran, yang meskipun masih terbatas, tapi sedikit naik," ujar menteri yang memimpin Kementerian Pariwisata Terbaik 2018 di Asia Pasifik itu.
Baca Juga: Kemenpar Kenalkan Pariwisata Berkelanjutan Lewat Kompetisi Foto