Suara.com - Pulau Bali akan menjadi Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) - Bank Dunia pada Oktober 2018 bulan depan. Pertemuan tingkat tinggi ini akan dihadiri sekitar 15.000 peserta dari berbagai negara di seluruh dunia. Sejumlah agenda besar akan dibahas dalam pertemuan yang digelar tiga tahun sekali ini.
Bagaimana awal mula Indonesia bisa terpilih menjadi tuan rumah pertemuan tahunan ini? Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro pernah membeberkan alasannya.
Sewaktu Bambang menjabat sebagai Menteri Keuangan pada periode 2014-2016, menjadi salah satu pihak yang mengawal terpilihnya Bali sebagai tuan rumah pertemuan akbar dalam bidang ekonomi, keuangan dan pembangunan di tingkat global ini.
Ia mengatakan Bali bersaing ketat dengan Mesir dan Senegal yang saat itu juga berminat untuk menjadi pihak penyelenggara. Namun, menurut dia, Bali akhirnya terpilih sebagai tuan rumah, karena mempunyai nilai plus, yaitu reputasi sebagai kawasan pariwisata yang mendunia.
Pertemuan ini merupakan acara rutin yang diselenggarakan Dewan Gubernur IMF dan Grup Bank Dunia yang dilaksanakan pada awal Oktober di Washington DC selama dua tahun berturut-turut. Untuk tahun ketiga, pertemuan yang rutin berlangsung sejak 1946 selalu dilaksanakan di negara anggota terpilih.
Kawasan Nusa Dua, Bali di Indonesia beruntung menjadi tempat penyelenggara pada Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia, menyusul Lima di Peru pada 2015, Tokyo di Jepang pada 2012, Istanbul di Turki pada 2009 dan Singapura pada 2006.
Banyak sekali negara-negara yang bersaing untuk menjadi tuan rumah pertemuan akbar guna mendiskusikan masalah isu ekonomi global terkini, karena besarnya manfaat bagi perekonomian yang dapat diperoleh saat sebuah negara menjadi tamu dari sekitar 15.000 orang peserta pertemuan.
Manfaat sebagai negara tuan rumah antara lain dapat mempromosikan destinasi investasi, pariwisata, pusat penyelenggaraan ajang internasional, juga untuk menunjukkan kemajuan maupun stabilitas ekonomi yang telah dicapai.
Bali pun bersolek untuk mengantisipasi kedatangan para tamu, yaitu Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negara, sektor swasta, LSM, akademisi serta media, dengan membangun infrastruktur baru, memperkuat standar keamanan dan menyiapkan mitigasi bencana.
Pemerintah juga tidak bersusah-payah untuk membangun tempat pertemuan baru dalam acara ini, karena kawasan Nusa Dua merupakan salah satu tempat MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Events) yang sering menyelenggarakan pertemuan berkelas dunia.