Suara.com - Kerajinan alat musik gitar yang tengah dikembangkan masyarakat Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Bisnis ini telah menciptakan lapangan pekerjaan sehingga mampu mengendalikan urbanisasi dan pengangguran.
Ujang Iwan, salah seorang pengrajin gitar di Lebak mengaku memiliki tiga orang pekerja. Ujang yang memiliki merk "Gitar Gore" mengaku hasil produksinya telah menerima banyak pesanan dari beberapa kota di Indonesia.
"Saat ini kami punya banyak pesanan dari daerah lain, seperti Pulau Sumatera, Kalimantan hingga Sulawesi. Selain itu juga permintaan dari wilayah Banten, DKI Jakarta, Bogor dan Bandung," kata Ujang Iwan, seperti dikutip dari Antara.
Selain dijual secara langsung, Ujang mengakui memasarkannya melalui media sosial seperti Instagram, Facebook dan Twitter.
Baca Juga: Bulog Akui Operasi Pasar Tidak Terserap Maksimal
"Kami hanya mampu memproduksi antara 20-30 unit gitar per bulan dan dengan pendapatan kotor Rp 25 juta per bulan," katanya.
Pengrajin lainnya, Soni mengaku kalau para pedadang lebih memilih gitar produksinya lantaran kualitasnya cukup bagus dibandingkan pabrikan.
Kelebihan gitar perajin itu memiliki bunyi tersendiri karena menggunakan bahan baku kayu albasia dan mahoni.
"Kami menjual gitar akustik dan elektrik mulai Rp 750 ribu sampai Rp 6 juta per unit," ungkap Soni.
Kepala Bidang Pemberdayaan UKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Omas Irawan mengatakan saat ini perajin gitar di Lebak berkembang dan tidak berdampak melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca Juga: Saham Perusahaan Erick Thohir Melambung, Ini Kata Analis
Berkembangnya kerajinan gitar tentu akan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat juga menyerap tenaga kerja lokal.