Bulog Akui Operasi Pasar Tidak Terserap Maksimal

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 19 September 2018 | 15:20 WIB
Bulog Akui Operasi Pasar Tidak Terserap Maksimal
Menteri Pertanian Amran Sulaiman bersama Direktur Utama ‎Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso blusukan ke Pasar Kramat Jati Jakarta, Jumat (14/9/2018). (Suara.com/Achmad Fauzi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengakui bahwa beras yang digelontorkan melalui operasi pasar (OP) tidak terserap maksimal, yakni tidak lebih dari 1.000 ton per hari.

"Kami evaluasi pasar memang stok masih banyak. Kebutuhan masyarakat akan beras masih sedikit. Pedagang kita tawarkan juga belum mau karena stoknya masih banyak," kata Budi Waseso atau akrab disapa Buwas pada konferensi pers di Kantor Perum Bulog, Jakarta.

Ia menyebutkan, bahwa meski kegiatan OP beras terus dilakukan demi menjaga kestabilan harga beras medium, kenyataannya harga beras medium masih terbilang stabil dengan rata-rata di sejumlah wilayah Rp 9.000 per kg atau di bawah HET sebesar Rp 9.450 per kg.

Sementara itu, posisi stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta Timur lebih dari 47 ribu ton, dengan suplai beras yang masuk setiap hari 4.000 ton per hari.

Namun, OP dengan jumlah beras yang digelontorkan per hari sebesar 15 ribu ton, belum mampu terserap secara maksimal, yakni hanya terserap 1.000 ton.

Oleh karena itu, Perum Bulog pun mengadakan rapat koordinasi dengan mengundang kepala divisi regional dan kepala sub divisi regional wilayah Pulau Jawa. Rakor ini dilakukan untuk melaksanakan OP lebih masif lagi untuk menjaga stabilisasi harga beras.

"Makanya saya hari ini dikumpulkan teman-teman di jajaran Bulog. Kami akan masif turun ke pengecer-pengecer, bahkan dagang sendiri. Saya kumpulkan organisasi untuk mendistribusikan beras-beras OP," kata Buwas.

Ia menjelaskan operasi pasar dilakukan dengan menggelontorkan beras ke daerah-daerah dengan stok terbatas dan mengimbangi guyuran beras tersebut dengan optimalisasi penyerapan gabah petani untuk menjaga stok.

"Beras medium yang disalurkan sampai konsumen dijual dengan harga Rp 8.500/kg untuk wilayah 1, Rp 9.000/kg untuk wilayah 2 dan Rp 9.300/kg untuk wilayah 3," ujar Buwas.

Ada pun wilayah 1 terdiri dari Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, NTB, Sulawesi dan Bali. Wilayah 2 terdiri dari Sumatera kecuali Lampung dan Sumatera Selatan, NTT dan Kalimantan. Wilayah 3 terdiri dari Maluku dan Papua.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI