Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, bahwa utang atau pembiayaan bukanlah tujuan, melainkan sebuah alat mencapai kesejahteraan.
Menurut dia, tujuan pembiayaan di dunia usaha misalnya target untuk memajukan usaha, seperti memperluas pasar atau meningkatkan profit. Sedangkan untuk negara, saat ini masih banyak masyarakat yang membutuhkan pendidikan, kesehatan, konektivitas antar daerah, ataupun tingkat kemiskinan yang masih harus ditekan.
Oleh karena itu, pembiayaan merupakan salah satu alat untuk mencapainya selain alat dari penerimaan perpajakan agar negara mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan adil.
Tahun 2019 pemerintah memproyeksikan tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen. Angka yang dikatakan Menkeu bersifat optimis tetapi tetap realistis.
Baca Juga: Guru Honorer Protes Disebut Ilegal, SD di Garut Mendadak Libur
“Tahun depan, negara akan membelanjakan Rp 2.439 triliun. Untuk bisa mendanai belanja sebesar itu, penerimaan perpajakan dan non pajak akan mencapai Rp 2.142 triliun," kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin (17/9/2018).
Defisit ditetapkan sebesar 1,84 persen lebih kecil dibandingkan dengan tahun ini yang diprediksi masih di atas 2 persen. Ia menambahkan, defisit ini harus dibuat lebih kecil karena biaya pinjaman akan semakin besar di tengah ketidakpastian global.
"Dengan defisit rendah, kita memiliki kemampuan merencanakan pembiayaan secara jauh lebih aman. Hal ini perlu disampaikan agar masyarakat lebih tenang. Capital dan bond market juga lebih tenang," ujar Sri Mulyani.