Boeing Sebut Cina Bakal Beli 7.690 Pesawat Baru

Rabu, 12 September 2018 | 06:52 WIB
Boeing Sebut Cina Bakal Beli 7.690 Pesawat Baru
Ilustrasi pesawat Boeing (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Boeing Co memperkirakan perusahaan penerbangan Cina akan membeli 7.690 pesawat baru senilai 1,2 triliun dolar AS atau senilai Rp 17.793 triliun selama dua dekade mendatang untuk mengikuti permintaan konsumen dan bisnis yang terus meningkat.

Angka ini mengalami kenaikan sebesar 6,2 persen dibandingkan proyeksi yang sebelumnya, yaitu 7.240 pesawat sampai 2036. Demikian pernyataan Vice President of Marketing Boeing Commercial Airplanes Randy Tinseth dilansir Reuters, Selasa (11/9/2018).

Boeing juga meramalkan bahwa Cina akan mencakup 18 persen dari armada pesawat komersial dunia pada tahun 2037, naik dari 15 persen saat ini.

Boeing juga memperkirakan bahwa negara ini akan membutuhkan lebih dari 1,5 triliun dolar AS dalam layanan komersial untuk mendukung armadanya.

Tiga perempat dari 7.690 pesanan pesawat selama 20 tahun ke depan tersebut kemungkinan berupa pesawat lorong tunggal.

Sementara armada pesawat berbodi lebar, Cina diperkirakan membutuhkan 1.620 pesawat baru, tiga kali lipat ukuran armada saat ini.

Menurut Tinseth, pertumbuhan penerbangan di Negeri Tirai Bambu itu tak lepas dari pertumbuhan kelas menengah di negara tersebut.

“Pertumbuhan telah meningkat tiga kali lipat dalam 10 tahun terakhir dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun mendatang,” kata Tinseth.

Boeing dan pesaing mereka asal Eropa yakni Airbus, terus berlomba-lomba meningkatkan pangsa pasar di Cina. Negeri itu merupakan pasar penerbangan yang tumbuh paling cepat di dunia di mana kedua perseroan membuka pabrik perakitan di Cina.

Boeing sejauh ini terhindar dari dampak perang dagang yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan Cina. Beijing masih mengecualikan pesawat besar dari daftar barang yang terkena tarif impor sebagai langkah balasan atas aksi serupa dari Washington.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI