Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR), melalui Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM), saat ini tengah membangun jembatan Pulau Balang II, yang merupakan salah satu proyek strategis nasional. Jembatan yang dibangun melintasi Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur tersebut dapat mempersingkat waktu tempuh perjalanan Balikpapan - Samarinda dan menjadi penyatu dua daerah, yakni Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
"Kalau nggak ada jembatan ini, masyarakat harus memutar jalan, yang bisa sampai 5 jam perjalanan. Tapi karena ada laut ini, menjadi 100 km kurang dari satu jam.Bedanya jauh sekali," kata Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jembatan Pulau Balang Kementerian PUPR, Edwin Suratman saat ditemui di Pulau Balang II, Kalimantan Timur, Kamis (6/9/2018).
Dia menjelaskan, pembangunan jembatan Pulau Balang II terdiri dari jembatan utama sepanjang 804 m, jembatan pendekat sepanjang 160 m, dan jalan akses sepanjang 1,78 km, dengan anggaran Rp 1,33 triliun.
"Ini akan jadi jembatan terpanjang kedua setelah jembatan Suramadu," katanya.
Baca Juga: PUPR: Bangun Jalan Trans Kalimantan Banyak Kendala
Edwin mengatakan, sampai saat ini, Jembatan Pulau Balang di Provinsi Kalimantan Timur sudah mencapai 58,23 persen, per 2 September 2018.
"Sampai kemarin, progres pembangunan sudah mencapai 58,22 persen. Ditargetkan selesai November 2019," ujarnya.
Jembatan Pulau Balang mulai dikerjakan pada 2007. Dari sisi Penajam, ada dua segmen yang dikerjakan, yaitu jalan akses pendekat hampir 2 km, sedangkan bentang jembatan sepanjang 900 m dan lebar 22,5 m.
Sementara itu, konstruksi jembatan menggunakan cable stayed.
Pada perencanaan awal, jembatan yang dikerjakan PT Hutama Karya bersama PT Adhi Karya dan PT Bangun Cipta sebagai kontraktor kerja sama operasi (KSO) ini akan rampung pada 2010. Ternyata target itu meleset dan diperkirakan baru selesai November 2019.