Suara.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat yang terus melemah, ternyata belum banyak menggerakkan warga untuk menjual mata uang negeri Pakde Sam yang mereka miliki.
Setidaknya, masih sepinya warga yang mengonversi mata uang tersebut tampak dari sejumlah tempat penukaran uang atau money changer di Mal-mal besar dan elite Jakarta belum dipenuhi oleh para penukar.
Pantauan Suara.com, Kamis (6/9/2018), Dua Sisi Money Changer yang terletak di Pasific Place, masih sepi pengunjung.
Hal sama juga terjadi pada Sandi Valas Money Charger di Mal Ambasador yang juga tak ramai pengunjung.
Baca Juga: Mulai Ditepikan Mourinho, Bailly Buka Kans Tinggalkan Man United
Martin, petugas Dua Sisi Money Changer, mengatakan sepinya pengunjung ini karena lokasi usahanya tidak strategis.
"Tergantung lingkungan, mal ini tidak terlalu bagus, jadi tidak ramai. Walaupun Dolar AS naik tinggi, tapi tidak berpengaruh," kata Martin kepada Suara.com, Kamis (6/9/2018).
Berbeda dengan Martin, petugas Sandi Valas Money Changer bernama Fitri mengungkapkan, sepinya penukaran uang karena warga masih mempertahankan dolarnya.
Pasalnya, sambung dia, warga masih memperkirakan bahwa Rupiah bakal terus melemah terhadap Dolar AS.
"Jadi yang jual hanya spekulan saja. Orang kalau (Dolar AS) naik, malah bertahan karena bisa naik lagi. Sejauh ini kayak begitu," jelas dia.
Baca Juga: Sandiaga ke Emak-emak: Main Medsos Jangan Jadi Jeniper
Meski begitu, Fitri menuturkan, para pengusaha penukaran uang waswas terhadap kondisi ini. Karena bisa saja penukaran uang merugi setelah menyetok banyak Rupiah tapi tidak terpakai.