Investasi Properti Bisa Menjamin Masa Depan Atlet

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 06 September 2018 | 11:19 WIB
Investasi Properti Bisa Menjamin Masa Depan Atlet
Presiden Joko Widodo (keempat kanan) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan), Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kedua kanan) dan Ketua Inasgoc Erick Thohir (ketiga kanan) memberikan sambutaan saat pemberian bonus kepada atlet peraih medali di Istana Negara, Jakarta, Minggu (2/9). Pemerintah memberikan bonus kepada para atlet yang berhasil meraih medali dalam ajang Asian Games 2018. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Minimnya pengetahuan pengelolaan keuangan maupun kemampuan berinvestasi yang tepat kerap menjadi penyebab tidak sedikit atlet Indonesia yang hidup dengan kondisi ekonomi yang sulit di hari tua.

Menurut Head of Communication Green Pramuka City (GPC) Lusida Sinaga, pasca gelaran Asian Games 2018 yang bertabur prestasi dan bonus, membuat masyarakat kerap terlena dengan banyaknya cerita sedih para atlet pasca pensiun dari dunia yang membesarkan mereka.

“Ketika di masa jaya, finansial para atlet berlimpah namun kelimpahan tersebut tidak dikelola dengan baik yang memberikan jaminan di masa ketika karir mereka telah usai. Sebagai entitas yang didirikan para atlet, Green Pramuka City siap terlibat dalam menjamin masa depan atlet,” tutur Lusida dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/9/2018).

Dua atlet legendaris Indonesia yang kini mengelola kompleks apartemen GPC adalah Komisaris PT Duta Paramindo Sejahtera Eddy Hartono dan Direktur Utama PT Duta Paramindo Sejahtera Rudy Herjanto Saputra.

Eddy Hartono adalah pebulu tangkis yang memperkuat tim Thomas dari tahun 1988 sampai tahun 1994. Bersama Rudy Gunawan, duet Eddy - Rudy adalah ganda putra yang disegani.

Sementara Rudy Herjanto Saputra, bersama tandemnya, Kartono pernah menyabet juara All England pada 1981 dan 1984.

Sebagai mantan atlet GPC menawarkan para atlet untuk berinvestasi ke pasar apartemen yang menjadi passive income melalui persewaan unit maupun melalui nilai jual kembali (capital gain).

“Stabilnya nilai jual kembali dan nilai sewa apartemen mengingat masih minimnya ketersediaan apartemen baru di Jakarta. Hal ini didukung riset yang dilakukan Colliers International Indonesia dan Jones Lang LaSalle (JLL) pada 2017,” ujarnya.

Dari segi suplai secara keseluruhan, baik dari penjualan dan fluktuasi harga, pasar apartemen di Jakarta dan sekitarnya secara umum masih datar selain itu ketersediaan apartemen baru terhitung lambat sehingga harga apartemen cenderung stabil.

Selain itu terdapat faktor penting pada pasar apartemen adalah lokasi strategis, fasilitas yang lengkap, aksesibilitas yang mudah dan terjangkau sehingga menjadi pilihan hunian yang tepat bagi kelas menengah Jakarta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI