Suara.com - PT Pertamina (Persero) memastikan, harga bahan bakar minyak (BBM) eceran di Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum Pertamina tidak akan dinaikkan, meski nilai tukar Rupiah tengah tertekan oleh Dolar Amerika Serikat.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar (JISDOR) Bank Indonesia (BI), perdagangan Rupiah pada 5 September 2018 berada di level Rp 14.927 per 1 Dolar AS.
Posisi rupiah tersebut melemah dibandingkan pada perdagangan sebelumnya di level Rp 14.840 per 1 Dolar AS.
"Harga BBM Pertamina masih tetap dan belum ada rencana penyesuaian harga," tegas Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/9/2018).
Baca Juga: Hanya 2, Jakarta Gagal Membangun 10 Jembatan Penyeberangan Orang
Menurut Adiatma, Pertamina akan terus memantau kondisi nilai tukar Rupiah ini agar tetap mampu menjaga penyediaan dan melayani kebutuhan BBM bagi masyarakat.
Selain itu, lanjut dia, Pertamina juga akan melaporkan setiap perubahan harga BBM kepada menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Ignasius Jonan.
Pelaporan itu sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 34 Tahun 2018 tentang Perhitungan Harga Jual Eceran BBM.
"Pertamina patuh pada aturan pemerintah bahwa setiap penyesuaian harga harus lebih dulu dilaporkan," jelas Adiatma.
Karenanya, hingga kekinian, Adiatma memastikan Pertamina masih mematok harga BBM jenis Premium pada harga Rp 6.650 per liter. Sementara untuk Bio Solar eceran dijual Rp 5.150 per liter. [Achmad Fauzi]
Baca Juga: Jokowi Didukung Mayoritas Warganet NU dan Muhammadiyah