"Kami memang menjadikan Singapura sebagai hub, sebagai gate menuju 'the world next door', Indonesia. Singapura adalah titik penghubung barat-timur, utara-selatan, tenggara-barat laut. Menteri Pariwisata, Arief Yahya, selalu mengatakan, dimana ada gula, di situ banyak semut. Itu hukum pasar yang susah dibantah," kata wanita yang biasa disapa Mbak Iyung itu.
Ia menambahkan, pintu masuk wisman selama ini, dari Bali 40 persen, Jakarta 30 persen, Batam-Bintan dan sekitarnya 20 persen, dan kota lainnya 10 persen.
"Danau Toba merupakan terobosan destinasi wisata, karena kapasitas tiga pintu itu sudah terbatas," kata Iyung.
Hal senada diungkapkan Arie. Menurutnya, Danau Toba sudah sangat layak menjadi destinasi yang wajib dikunjungi selain Bali.
"Terima kasih Kemenpar telah mengambil tema yang sangat spesifik. Ini akan menjadi catatan penting kami untuk me-maintain pasar Singapura. Kami akan terus melakukan penetrasi Danau Toba dengan harga yang kompetitif, sehingga wisatawan Singapura memiliki banyak pilihan destinasi dan bukan itu-itu saja," katanya.
Arie hadir dengan memaparkan seluruh potensi dimiliki kepada puluhan buyer asal Singapura. Kemudahan akses Danau Toba dan penyajian budaya, hingga informasi kuliner, dipaparkan Arie.
"Menggenjot promosi Danau Toba di Singapura untuk mendorong ke papan atas dalam pertumbuhan wisman itu sangat bagus sekali. Menaikkan persentase originasi Singapura, otomatis melipatgandakan jumlah wisman yang inbound. Jaraknya dekat, waktu terbang tidak lama, akses pintu banyak, banyak keunggulan kompetitif dan komparatif dari atraksi yang dimiliki Danau Toba, dengan alam dan budayanya. Silakan datang ke Danau Toba,” kata Arie.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya setuju dengan yang ditampilkan SM Singapura. Singapura merupakan negara hub, tempat jutaan orang transit setiap tahun.
Indonesia diuntungkan berada di dekat negara hub, karena limpahan pengunjung Singapura bisa melebar.
"Singapura sukses dengan posisinya sebagai pusat financial services. Kita harus membuka pintu dengan pariwisata dulu, sebelum masuk dan mengembangkan ke sektor komersial yang sama. Berawal dari pariwisata, ciptakan ekosistem yang kondusif dulu, hidupkan bisnis berbasis pariwisata, promosikan yang kuat, kelak itu akan membuka pintu global,” paparnya.