Suara.com - Pemerintah menegaskan tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Premium dan solar. Hal ini diutarakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (4/9/2018).
Isu kenaikan BBM bersubsidi ini mencuat, karena pergerakan rupiah terhadap dolar AS terus melemah. Sehingga, pelemahan rupiah bisa mempengaruhi harga beli minyak mentah per barelnya.
Hingga kini, harga minyak mentah berada di kisaran 70 dolar AS per barel. "Pemerintah tidak merencanakan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat," ujar Ignasius Jonan.
Untuk diketahui, dolar Amerika Serikat (AS) terus menekan rupiah. Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (4/9/2018) pukul 16.00 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tembus di level Rp 14.935. Level ini merupakan yang tertinggi setelah krisis moneter atau krismon pada 1998.
Baca Juga: Kurangi Beban Impor, Pemerintah Tunda Proyek Listrik 15.200 MW
Sementara berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar (JISDOR) Bank Indonesia (BI), perdagangan rupiah pada 4 September 2018 berada di level Rp 14.840 per dolar AS.
Sampai saat ini juga, pemerintah masih mematok Premium di harga Rp 6.650 per liter. Sementara, untuk Bio Solar dipatok di harga Rp 5.150. (Achmad Fauzi)