Suara.com - Anjloknya mata uang Lira yang terjadi dalam seminggu terakhir ternyata membawa berkah tersendiri bagi para turis yang tengah berlibur di Turki.
Di tengah kondisi mata uang lira yang terus melemah, wisatawan mancanegara justru menikmati berbelanja barang-barang mewah di Turki dengan harga yang sangat miring.
Reuters melaporkan, gerai-gerai ternama internasional seperti Chanel dan Louis Vuitton ramai diserbu turis asal Timur Tengah.
Mereka rela antre hingga ke luar toko demi mendapatkan barang bermerk dengan harga murah. Pemandangan antrean turis itu dapat dilihat di Nisantasi, daerah pertokoan elit di Istanbul.
“Kami membeli baju dan kosmetik, kami membeli barang-barang bermerk," kata Fatima Ali yang berasal dari Kuwait.
Ia bersama dua anaknya rela berdesakan untuk membeli kosmetik karena menurutnya harga-harganya sangat murah. Sebagaimana turis lain, Fatimah membawa koper untuk menampung belanjaannya sembari mengantre.
Khalid al-Fahad, turis dari Mesir, mengaku sayang apabila melewatkan momen ini. Dengan berbelanja di Turki, ia memperkirakan telah mengirit hingga 1.000 dolar AS daripada jika dirinya membeli barang yang sama di Mesir.
"Kami berharap semoga Lira kembali menguat demi membaiknya perekonomian Turki. Namun di sisi lain kondisi ini menguntungkan para turis karena kami bisa berbelanja banyak," ungkap Khalid.
Mata uang Lira telah terdepresiasi hingga 40 persen terhadap dolar AS sepanjang tahun ini. Lira semakin keok tatkala Amerika Serikat menggandakan tarif impor baja dari Turki.
Seperti diketahui, Pada Jumat (10/8/2018), nilai tukar Lira terhadap dolar AS turun sebanyak 20 persen. Padahal, sepanjang tahun lalu, nilai mata uang tersebut sudah anjlok lebih dari 40 persen.
Presiden Tayyip Erdogan pun mengimbau agar warga menjual dolar mereka dan membeli lira. Hal itu, menurut Erdogan untuk menopang mata uang lokal.