Warga Hong Kong Pilih Tidur di McDonald's Ketimbang Rumah

Selasa, 07 Agustus 2018 | 08:33 WIB
Warga Hong Kong Pilih Tidur di McDonald's Ketimbang Rumah
Logo McDonald's. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam lima tahun terakhir, warga Hong Kong yang memilih tidur di McDonald's bertambah enam kali lipat dibandingkan sebelumnya, demikian hasil penelitian dari lembaga non-profit Junior Chamber International (JCI) Tai Ping Shan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Tai Ping Shan menghitung selama Juni-Juli 2018, ada 334 orang yang tidur di restoran cepat saji tersebut. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan pada 2013, di mana kala itu hanya ada 57 orang yang tidur di McDonald's.

Dilansir melalui CNN Internasional, para peneliti yang mengunjungi 110 gerai McDonald's 24 jam di Hong Kong mendapati bahwa tidak semua orang yang tidur semalam menjadi tunawisma.

Lebih dari 70 persen responden mengatakan memiliki tempat lain untuk tidur, seperti flat perumahan umum atau fasilitas publik lainnya, dan mayoritas memiliki pekerjaan penuh waktu atau paruh waktu, menantang persepsi umum bahwa para pemuda ini tunawisma atau menganggur.

Baca Juga: Kemen PPPA Kirim Bantuan Khusus Anak-Anak Korban Gempa Lombok

"Mereka punya tempat untuk tidur, tetapi mereka tidak pulang ke rumah," kata Hung.

Salah satu alasan utama mereka memilih tidur di sana, karena menghadapi tantangan sosial ekonomi seperti sewa tinggi atau tagihan listrik.

Hung pun mengatakan bahwa pernah ada seorang pria yang tidak mampu membeli AC, dan tidak memiliki jendela untuk aliran udara di apartemennya.

Alih-alih harus membayar 2 dolar AS atau setara Rp 28.000 per unit pendingin udara, pria itu memilih untuk menikmati McDonald's yang ber-AC pada malam-malam saat musim panas.

Selain itu, fasilitas wi-fi gratis, makanan murah, dan kamar mandi yang bersih menjadi alasan lainnya. Menurut studi 2017 dari Demographia mengatakan bahwa Hong Kong memiliki salah satu pasar perumahan paling mahal di dunia dan harga perumahan telah meningkat dari rata-rata 770 dolar AS atau Rp 11 juta per kaki persegi pada 1997, menjadi lebih dari 1.700 dolar AS atau setara Rp 24 juta hari ini.

Baca Juga: Dua Minggu Dirawat, Demi Lovato Akhirnya Boleh Keluar Rumah Sakit

Alasan lain memilih tidur di McDonald's adalah faktor keluarga atau konflik pribadi. Seperti seorang pekerja konstruksi muda yang tidak betah berada di rumah, karena hubungan yang sulit dengan orangtuanya. Serta seorang wanita 55 tahun yang menghindari pulang ke rumah, karena suaminya yang kasar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI