Jokowi juga menyinggung soal transportasi online. Menurutnya, dari produk sudah beralih menjadi jasa.
Adanya aplikasi ojek dan taksi online di tanah air membuat sebagian orang sudah terbiasa menggunakan jasa dari grabcar dan gocar.
"Dan mungkin akan malas belajar nyetir anak-anak kita nanti mungkin malas juga bikin SIM. Makin banyak yang bilang ngapain saya belajar nyetir dan beli mobil, kalau saya perlu mobil tinggal panggil pakai aplikasi," katanya.
Sedangkan tangan yang ketiga adalah terkait resiko jangka pendek. Jokowi ingin hal tersebut bisa diwaspadai oleh industri otomotif tanah air.
Baca Juga: Luhut: Industri Mobil Listrik Berpusat di Bekasi - Purwakarta
"Ada siklusnya dan sangat peka terhadap ekonomi yang ada. Ada peneliti bilang jumlah penjualan mobil di Amerika Serikat sudah setinggi-tingginya. (Tetapi) beberapa tahun ke depan akan mulai menurun," kata Jokowi.
Sedangkan di Cina, kata dia, ekonomi di sana mulai mengalami perlambatan dampak dari perang dagang AS. Jokowi ingin pemerintah menghadapi siklus tersebut kalu nantinya industri otomotif mengalami perlambatan.
"Tapi harus optimis kalau kita adalah pasar besar. Tapi saya selalu sampaikan, untuk dorong pasar-pasar ekspor apalagi peran industri otomotif sangat besar yaitu posisi nomor dua industri pengolahan dan masuk lima besar investasi di sektor industri," katanya.
Kepala Negara memastikan, pemerintah akan melakukan segalanya untuk memajukan industri otomotif tanah air.
Baca Juga: Dikhawatirkan : Mobil Hybrid Tergerus Mobil Listrik