Gara-gara Uber Cs, 6 Sopir Taksi Konvensional Bunuh Diri

Rabu, 01 Agustus 2018 | 10:32 WIB
Gara-gara Uber Cs, 6 Sopir Taksi Konvensional Bunuh Diri
Ilustrasi taksi online. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada dasarnya New York adalah kota yang memiliki potensi bagus dalam industri transportasi. Hal tersebut lantaran, New York dikenal sebagai kota yang sibuk.

Tapi di sisi lain, kota tersebut memiliki kebijakan mengenai transportasi umum yang dinilai sangat ketat, bahkan cenderung rumit.

Baru-baru ini, Dewan Kota New York sedang mempelajari lima rancangan Undang-Undang untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan menaikkan gaji sopir yang mengemudikan taksi-taksi berwarna kuning dan hijau di kota itu.

Meningkatnya jumlah mobil pribadi yang bisa dipesan lewat layanan aplikasi online seperti Uber, Lyft dan Via telah menekan penghasilan sopir-sopir taksi resmi seperti Yellow Cab itu.

Setidaknya enam orang sopir taksi profesional telah melakukan bunuh diri dalam beberapa bulan terakhir karena kesulitan keuangan.

Sejak Uber muncul dengan mobil-mobil pribadi yang bisa dipanggil dengan cepat menggunakan telpon pintar lima tahun yang lalu, jumlah taksi jenis itu telah melonjak menjadi 100 ribu unit. Jumlah taksi resmi yang berwarna kuning dan hijau itu hanya sekitar separuhnya.

Ini bukan pertama kalinya pemerintah setempat mengusulkan isu serupa, di mana pada 2015 lalu mereka sudah mulai memikirkannya. New York sendiri saat ini memiliki lebih dari 100 ribu kendaraan transportasi online dari berbagai perusahaan.

Melihat itu, dewan kota New York prihatin bahwa pertumbuhan transportasi online datang dengan mengorbankan kesejahteraan pengemudi maupun pekerjanya, sebagaimana dilansir CNET.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI