Tak hanya itu, Wasimun juga menegaskan tidak ada kekeringan di wilayah Cilacap dan sekitarnya meski musim kemarau.
"Nggak ada kekeringan justru untuk panen tahun ini sangat bagus sangat meningkat produksinya," ucapnya.
Hal yang sama dikatakan Kasmono, Petani dari Desa Bantarsari. Kata dia, dengan adanya Bendung Manganti dapat meningkatkan produksi panen.
"Alhamdulillah setelah ada Bendung Manganti bisa panen tiga kali istilahnya padi, padi, palawija. Sekarang musim MT3 palawija yaitu tanam kedelai," tutur Kasmono.
Untuk diketahui Bendung Manganti merupakan bendung gerak yang dilengkapi dengan pintu angkat kerangka baja dengan sistem penggerak elektrik dan manual.
Bendung Manganti merupakan salah satu ikon Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, yang keberadaan serta manfaatnya sangat banyak dirasakan oleh masyarakat Jawa Barat dan Jawa Tengah, terutama bagi para petani.
Bendung Manganti dibangun mulai tahun 1971 sampai dengan 1987. Bendungan ini mampu mendistribusikan air ketiga saluran irigasi yakni Saluran irigasi Sidareja, Kabupaten Cilacap (9.614 hektar), Saluran Irigasi Cihaur, Kabupaten Cilacap (11.923 hektar) dan Saluran Irigasi Lakbok Selatan, Ciamis Pangandaran (4.616).
Selain bermanfaat sebagai sarana pengendali banjir dan mengairi saluran irigasi di Lakbok Selatan, saluran irigasi Sidareja dan Cihaur, Bendung Manganti juga sebagai sarana air baku untuk wilayah kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap dan sekitarnya.
Kemudian juga sebagai sarana pengambilan air minum PDAM (60it/det) untuk wilayah Jawa Barat, berlokasi di Desa Sidarahayu Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis dan untuk wilayah Jawa Tengah berlokasi di Desa Bojongsari Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap.
Selanjutnya, meningkatkan intensitas pola tanam dan produksi pangan, meningkatkan taraf hidup masyarakat di lingkungan bendung dan menunjang pengembangan antara daerah tingkat I Provinsi Jawa Barat daerah tingkat I Provinsi Jawa Tengah.