Suara.com - Sejumlah investor dari perusahaan-perusahaan Cina, negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat menyatakan memiliki minat tinggi untuk melakukan investasi minyak dan gas bumi (migas) di Papua.
“Tahun depan akan dimulai, kami akan berkolaborasi dengan pemerintah setempat,” kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi dalam keterangan resmi, Rabu (25/7/2018).
Ia mengatakan banyak investor dari Cina, Eropa, dan Amerika sudah menyatakan berminat untuk berinvestasi migas di Papua. Namun Amien belum menyebutkan nama perusahaan secara detail.
Lebih lanjut Amien mengatakan banyak data sudah menyebutkan bahwa kandungan migas di Papua besar, tergantung dari wilayah setempat. Oleh karena itu banyak investor yang menyatakan minatnya.
Potensi lokal migas di wilayah Papua mulai dikembangkan, seperti kemampuan sumber daya manusia mulai dipersiapkan.
Sebelumnya, sesuai program Nawacita dari kabinet Presiden Joko Widodo, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan meresmikan Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas Teluk Bintuni (P2TIM-TB) yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan sektor industri dan migas dalam menciptakan pekerja kompeten.
"Ini adalah salah satu jawaban untuk menurunkan pengangguran, seperti program Nawacita. Banyak perusahaan besar untuk lapangan pekerjaan. Karena kita otonomi khusus untuk memberi kesempatan bagi orang asli Papua, untuk bisa dapat pekerjaan," kata Dominggus.