Suara.com - Perkembangan teknologi digital mengubah pola konsumsi masyarakat. Mereka yang dulunya berbelanja di toko ritel, kini beralih ke online, termasuk di Indonesia. Industri ini pun menjadi daya tarik bagi investor asing dengan banyaknya jumlah arus modal yang masuk.
“Padahal tiga atau empat tahun lalu, sektor ini tidak dilirik sama sekali. Tapi sekarang di Indonesia menjadi Booming, ini kemajuan yang sangat luar biasa,” kata Kepala BKPM Thomas Lembong di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (24/7/2018).
Dia mengaku terkejut lantaran kemajuan pesat di sektor e-commerce atau digital ekonomi terkesan sangat mendadak. Menurutnya, lingkup usaha tersebut berhasil meraup pendapatan besar dengan sangat cepat.
"Terus terang, empat tahun lalu inflow ke sektor ini boleh dibilang hampir nol. Sekarang, estimasi pribadi saya, inflow ke sektor ini bisa mencapai 2-3 miliar dolar AS per tahun, atau Rp 30-40 triliun per tahun," ujarnya.
Selain sektor e-commerce, ia menyebutkan, sektor industri pengolahan dan pemurnian (smelter) juga dinilainya sukses menyelamatkan Foreign Direct Investment (FDI) dan Domestic Direct Investment (DDI) Indonesia dalam lima tahun terakhir.
"Sebanyak miliaran dolar, dan sebentar lagi puluhan miliar dolar yang masuk ke sektor itu akan mengangkat Indonesia menjadi top 3 di dunia produsen dan eksportir stainless steel baja," ujarnya.
Menurutnya, ini memperlihatkan bakat kalangan muda di Tanah Air seimbang dengan masyarakat yang juga sangat fasih dan nyaman dengan teknologi.