Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa defisit berjalan pada pelaksanaan semester I Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN Tahun Anggaran 2018 hanya sebesar Rp 110 triliun atau terendah dalam empat tahun terakhir.
Angka ini lebih kecil dibandingkan 2017, yang mencapai Rp 175 triliun.
“Ini sekali lagi menggambarkan bahwa Pemerintah terus berusaha membuat APBN kita menjadi sehat, menjadi kredibel, dan terutama dikaitkan dengan banyak sekali pendapat mengenai masalah utang dan pengelolaan utang,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (11/07/2018).
Sri Mulyani menjelaskan, hasil semester I ini mengkonfirmasikan bahwa Pemerintah sangat berhati-hati dalam menjaga APBN tahun 2018.
Baca Juga: Ustadz Yusuf Mansur Ikut Komentari Nikita Mirzani yang Berhijab
Dengan postur APBN yang relatif terjaga, telah diputuskan oleh Presiden, pada 2018 Pemerintah akan tetap menjaga APBN dengan defisit lebih rendah dari yang direncanakan.
“Tadinya 2018 direncanakan 2,19 persen dari PDB, namun dari sisi outlook sekarang ini kami memperkirakan APBN 2018 defisitnya menjadi 2,12 atau 2,12 persen dari PDB atau dalam hal ini Rp 314 triliun, lebih kecil dari yang tadinya diperkirakan Rp 325 triliun,” katanya.
Pemerintah akan menggunakan instrumen fiskal ini untuk tetap menjaga ekonomi terutama saat kondisi perekonomian sedang dihadapkan pada tekanan secara global.