Curhat Sri Mulyani soal Minimnya Penerimaan Pajak 10 Tahun Silam

Rabu, 11 Juli 2018 | 14:42 WIB
Curhat Sri Mulyani soal Minimnya Penerimaan Pajak 10 Tahun Silam
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. [Suara.com/Dian Kusumo Hapsari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam rangka memperingati Hari Pajak yang dirayakan setiap 14 Juli, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bercerita perjuangan Direktorat Jenderal Pajak atau Ditjen Pajak Kementerian Keuangan pada 10 tahun silam tepatnya di tahun 2008.

Sri Mulyani mengatakan, kondisi 10 tahun silam sangat penuh perjuangan. Di mana jumlah Wajib Pajak (WP) yang melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) sangat sedikit karena kesadaran akan pajak masih minim. Padahal, penduduk Indonesia saat itu sudah mencapai 200 juta jiwa.

“10 tahun yang lalu kebetulan menteri keuangannya tetap sama, yaitu saya. Dari seluruh wajib pajak yang tadinya harus lapor SPT itu hanya 33 persen yang betul-betul melaksanakan kewajibannya. Pada saat itu, penduduknya di atas 200 juta, wajib pajaknya tidak lebih dari 2 juta," ujarnya mengenang masa itu dalam acara Seminar Perpajakan, di Kantor DJP Pusat, Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Sri Mulyani mengungkapkan, DJP melakukan reformasi beberapa kali hingga bisa seperti sekarang ini. DJP terus melakukan edukasi dan literasi untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat untuk melaksanakan pembayaran pajak serta melaporkannya.

Saat ini, sudah ada 38 juta WP yang telah patuh melaporkan SPT. Jumlah tersebut meningkat 73 persen jika dibandingkan 10 tahun silam yang hanya 33 persen.

"Perjuangan untuk naik dari 2 juta, 6 juta, 8 juta, menjadi 12 juta adalah perjuangan yang panjang seiring reformasi pajak kita sendiri. Ditjen Pajak saat ini harus mengurusi 38 juta wajib pajak, 38 juta tentu membutuhkan suatu institusi yang berbeda," ujarnya.

Selain itu, saat ini DJP sudah mengusung konsep transparansi pajak di mana semua informasi bisa diakses masyarakat lewat sosial media. Hal itu untuk menjawab masyarakat yang sekarang ini sudah semakin kritis.

"Makanya kita buka di IG, FB, Twitter tujuannya menjelaskan. Apa gunanya Rp 1 triliun untuk bangsa ini?" katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI