Suara.com - Investor lokal masih enggan menanamkan modalnya untuk pengembang game Indonesia. Hal itu dikatakan oleh Ketua Asosiasi Game Indonesia (AGI), Narendra Wicaksono.
"Investasi padahal penting untuk perkembangan sebuah game. Sayangnya, masih jarang pengusaha lokal yang berinvestasi," katanya di Jakarta, Selasa (10/7/2018).
Mengapa demikian? Dikatakan oleh Jan Fari selaku Manajer Operasional AGI, masih banyak pengusaha lokal yang belum mengetahui formula untuk sukses di industri game.
Jan melanjutkan, para pengusaha lokal yang belum aware dengan keuntungan di industri game. Padahal, industri game Indonesia memiliki pendapatan yang tidak sedikit. Dari data Newzoo, penghasilan industri game tanah air mencapai 880 juta dolar AS.
"Ini adalah industri baru. Jadi, belum banyak yang tahu potensinya," katanya menambahkan.
Kendati demikian, kata Faris, pihaknya masih yakin dengan perkembangan industri game lokal. Salah satu yang dilakukan AGI adalah menyelenggarakan Bekraf Game Prime yang digelar dari 13 hingga 15 Juli 2018.
Bekraf Game Prime diharapkan dapat menjadi momen bagi pengembang game lokal untuk unjuk gigi. Dalam acara ini ada sekitar 70 pengembang yang akan memamerkan karyanya.
"Tujuannya kita ingin mengumpulkan segala pihak untuk menunjukan game lokal. Harapannya game lokal dapat diperkenalkan secara luas," tutup Narendra.