Penaikan Suku Bunga Membuat Ekonomi Makin Sulit Tumbuh

Selasa, 03 Juli 2018 | 19:06 WIB
Penaikan Suku Bunga Membuat Ekonomi Makin Sulit Tumbuh
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, Rabu (30/5).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur BI Perry Warjiyo memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 4,5 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps juga menjadi 6 persen.

Menanggapi hal tersebut, Peneliti Indef, Eko Listianto mengatakan, keputusan BI menaikkan suku bunga ini justru mempersulit ekonomi Indonesia untuk tumbuh.

"Intinya bunga melejit pertumbuhan ekonomi makin sulit. Kalau kita tarik sejak krisis global. Fluktuasi the fed terjadi sejak 2015, pada saat yang sama BI rate nya turun terus. Ini gambaran upaya mendorong ekspansi ekonomi. Namun pada saat yang bersamaan Amerika Serikat mengalami perbaikan ekonomi," kata Eko di Jakarta Selatan, Selasa (3/7/2018).

BI dinilai terlalu agresif merespons kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed) yang terus menaikkan suku bunga acuan di AS.

Baca Juga: Bank Indonesia Gelar Rapat Dewan Gubernur Lagi, Darurat?

Padahal, kata Eko cadangan devisa Indonesia sejauh ini masih aman. Eko mengungkapkan, berdasarkan data BI posisi cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2018 tercatat 126,00 miliar dollar AS, masih cukup tinggi meskipun lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Februari 2018 sebesar 128,06 miliar dolar AS.

“Jadi kebijakan itu kurang tepat. Dengan begitu BI mengorbankan pertumbuhan ekonomi demi stabilitas nilai mata uang, sifatnya menjadi keterdesakan BI karena kondisi yang terjadi,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI