Suara.com - Progres pembangunan Bendungan Gondang di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah yang tengah dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini telah mencapai 82,55 persen. Bendungan dengan kapasitas tampung 9,15 juta m3 ini ditargetkan rampung pada akhir 2018.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dalam periode 2015 - 2019 Kementerian PUPR mentargetkan pembangunan 65 bendungan yang terdiri dari 49 bendungan baru dan 16 bendungan lanjutan.
“Pembangunan bendungan, embung dan infrastruktur sumber daya air lainnya adalah upaya mencapai ketahanan air dan kedaulatan pangan yang merupakan bagian dari Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla,” kata Menteri Basuki.
Bendungan Gondang yang dibangun sejak 2014 akan mengairi irigasi seluas 4.680 hektar. Sebagian besar akan mengairi lahan pertanian di Kabupaten Sragen dan lainnya akan mengalir ke Kabupaten Karanganyar.
Baca Juga: INASGOC Prediksi Puncak Asian Games Dihadiri 110 Ribu Orang
“Dengan adanya suplai air dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, nantinya akan bisa dua atau tiga kali,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Manfaat lain yakni menjadi sumber air baku dengan debit 200 ltr/dtk bagi 200.000 jiwa, pengendali banjir, pembangkit listrik mikrohidro 0,2 MW, destinasi wisata dan menjadi kawasan konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Garuda. Bendungan Gondang dibangun dengan biaya Rp 657 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Waskita Karya.
Kementerian PUPR melalui Ditjen Sumber Daya Air menargetkan penyelesaian sembilan bendungan yang dimulai pembangunannya 2015 akan rampung pada 2018, yakni Bendungan Rotiklot di NTT, Bendungan Tanju, Mila, Bintang Bano di NTB, Bendungan Gondang dan Logung di Jawa Tengah, Bendungan Sei Gong di Batam, Bendungan Sindang Heula di Banten, serta Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan.
Sementara di Provinsi Jawa Tengah, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Ditjen Sumber Daya Air juga membangun Embung Giriroto di Kabupaten Boyolali.
Embung yang berada pada area seluas 1,3 hektar dengan kapasitas 48.000 m3 ini direncanakan mampu mengairi lahan irigasi seluas 74 hektar. Pembangunan embung Giriroto dimulai sejak April 2018 dan ditargetkan selesai akhir tahun 2018. Biaya pembangunan embung sebesar Rp 12,14 miliar.
Baca Juga: Menteri Basuki: Terima Kasih Respon Cepat Penanganan Penjambretan
Sejak 2015 hingga 2017, Kementerian PUPR telah membangun 847 embung di berbagai wilayah di Indonesia dengan anggaran sebesar Rp 2,44 triliun. Untuk tahun 2018 dialokasikan anggaran sebesar Rp 658,47 miliar untuk membangun 108 embung dan direncanakan pembangunan tambahan 133 embung pada tahun 2019.
Pemerintah memberikan perhatian untuk menambah jumlah dan sebaran embung di Indonesia dengan dikeluarkannya Inpres No.1 tahun 2018 tentang Percepatan Penyediaan Embung dan Bangunan Penampung Air Lainnya di Desa.
Dalam Inpres itu, Menteri PUPR ditugaskan untuk menetapkan pedoman perencanaan, spesifikasi teknis, dan perhitungan standar harga satuan untuk pembangunannya.