Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal-II 2018 sekitar 5,2 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut disumbang oleh meningkatnya konsumsi saat puasa dan libur Lebaran.
"Kami harap mendekati 5,2 persen," ujar Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (26/6/2018).
Ia menjelaskan, dari sisi konsumsi rumah tangga, misalnya, pada kuartal lalu tumbuh 4,95 persen. Pada Kuartal II-2018, ia optimistis pertumbuhannya akan lebih dari 5 persen karena ada momen Ramadan dan Lebaran.
Ditambah lagi, pertengahan tahun ini pemerintah memberikan gaji ke-13 sekaligus Tunjangan Hari Raya (THR).
Selain itu, dari sisi Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, ia juga yakin bisa tumbuh di atas 8 persen. Proyeksi itu lebih tinggi ketimbang realisasi Kuartal I-2018 yang senilai 7,95 persen.
Selanjutnya, Sri Mulyani berharap impor bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari-Mei 2018, yang sebesar 57,960 miliar dolar AS dan 12,632 miliar dolar AS dapat medorong pertumbuhan ekspor.
Sementara pada Mei 2018 tercatat ekspor mengalami pertumbuhan 12,47 persen atau membaik dari kondisi di bulan April 2018, yang cuma tumbuh 9 persen dibanding periode sebelumnya.
"Belanja pemerintah juga lebih tinggi karena secara agregat demand (konsumsi) lebih tinggi. Supply side-nya atau pajak positif, pajak persektoralnya ada semua, cukup tinggi. Demand dan supply-nya cukup baik," ujarnya.