Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani akhirnya angkat bicara soal kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Berdasarkan data dari Bank Indonesia, Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jidor) hari ini, rupiah berada di level Rp 14.105 per dollar AS, turun 3 poin dibandingkan akhir pekan lalu pada Rp 14.102.
Menaggapi hal tersebut, Ani mengatakan, pelemahan rupiah yang kembali terjadi tidak bisa dilihat dari satu sisi saja. Melainkan harus dilihat dari berbagai aspek apa yang membuat rupiah melemah.
"Ya kan kalau kita lihat dari sisi keseluruhan pergerakan nilai tukar, kita harus lihat benchmark pertama dengan negara lain maupun terhadap dolar AS sendiri," kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin (25/6/2018).
Menurut Ani, setiap hari selalu ada faktor yang memperngaruhi nilai tukar rupiah. Apalagi kata Ani saat ini situasi pasar yang sedang melakukan penyesuaian terhadap perubahan kebijakan oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Baca Juga: BI Komitmen Stabilkan Nilai Tukar Rupiah
“Kami akan terus menjaga perekonomian Indonesia, fondasi kami perkuat, kinerja kami perbaiki, hingga apa yang disebut sentimen market itu relatif bisa netral terhadap Indonesia," katanya.
Tren pelemahan rupiah sudah berlangsung beberapa waktu terakhir ini. Dinamika nilai tukar ada pada kisaran Rp 13.700 sampai Rp 13.900 dan menyentuh angka Rp 14.000 per Senin kemarin.
Analis yang memperkirakan pelemahan rupiah akan terus berlanjut dalam beberapa minggu kedepan.
Faktor-faktor yang turut berkontribusi dalam pelemahan rupiah adalah pembagian dividen emiten pada awal kuartal II 2018 yang menyebabkan tingginya permintaan terhadap dollar AS, penguatan mata uang Amerika Serikat. Hingga kenaikan US treasury atau suku bunga obligasi negara di atas 3 persen.
Baca Juga: Jumat Sore, Rupiah Menguat Tipis