Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore (22/6/2018), menguat tipis sebesar 16 poin menjadi Rp 14.086 per dolar AS dibandingkan posisi pada Kamis yang ditutup di angka Rp 14.102.
Analis pasar uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto ketika dihubungi di Jakarta, mengatakan bahwa tekanan terhadap rupiah masih akan besar hingga nanti ada kenaikan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR).
"Mungkin sampai ada kenaikan BI 7DRRR lagi minggu depan," kata dia.
BI akan menggelar Rapat Dewan Gubenur bulanan pada 27-28 Juni 2018. Gubernur BI Perry Warjiyo menekankan kebijakan yang akan diambil pada pertemuan itu dapat berupa kenaikan suku bunga acuan untuk yang ketiga kalinya tahun ini.
Bank Sentral tahun ini sudah menaikkan dua kali suku bunga acuan ke 4,75 persen, untuk mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah akibat normalisasi kebijakan moneter AS.
Rully mengatakan tekanan terhadap rupiah sebenarnya lebih besar pada hari pertama setelah Lebaran.
"Bahkan bursa saham lebih dulu tertekan di hari Rabu (20/6/2018). Mungkin ada faktor teknis di mana pelaku mulai masuk ketika rupiah melemah tajam, apalagi terkait strategi BI yang menyatakan melakukan intervensi ganda di valas dan SBN," tutup dia.