Suara.com - Warung Mbah Rajak hanya berada di gang sempit yang menghubungkan antar kios di Pasar Kota Sragen yang terletak di jantung Kota Sragen.
Meski hanya berada di gang sempit, namun warung sederhana yang dirintis Mbah Rajak sejak 1945 itu tak pernah sepi dari pengunjung.
Para pembeli nampak selalu memadati warung yang menyajikan aneka lauk pauk di meja berukuran 2 meter kali 6 meter itu.
Adapun lauk pauk yang dijual mulai dari ayam terik, tahu tempe bacem, krasikan, wajik, jadah, jenang dodol, dan aneka makanan ringan.
Baca Juga: 5 Kuliner Hits Mudik Lebaran di Jawa
Selain itu, ada juga kasikan, wajik, jadah, dan jenang dodol biasanya menjadi oleh-oleh khas Sragen bagi pemudik yang hendak kembali ke perantauan.
Setelah kepergian Mbah Rajak, kini warung tersebut dikelola oleh tiga orang anaknya.
“Kepalane pinten? Nyuwun sekawan mawon. Kalih tahu tempe baceme. [Kepalanya berapa? Minta empat saja sama tahu tempe bacemnya],” ujar Juminem (43) pelanggan setia asal Dukuh Kemangi, Desa Wonorejo, Kecamatan Kedawung, Sragen.
Juminem biasa beli tahu dan tempe bacem setiap berkunjung ke Pasar Kota Sragen. Kebiasaan itu sudah dilakoninya selama bertahun-tahun.
Warlan anak dari Mbah Rajak bersama sang istri, nyaris tak pernah istirahat karena harus meladeni pembeli. Ia duduk di dingklik kayu kecil sejak buka pada pukul 07.00 WIB.
Baca Juga: 7 Kuliner Mi Khas Nusantara Paling Enak yang Wajib Kamu Coba
Kendati laki-laki, Warlan tak kalah gesit dengan istrinya saat membungkus lauk. Hal itu sudah menjadi kebiasaannya setiap hari sampai tutup pada pukul 16.00 WIB.