Jawaban tersebut tak jauh berbeda dengan yang dituturkan Lek Rohim. Perihal baju lebaran untuk anaknya memang sudah ia serahkan sepenuhnya kepada sang istri.
"Walah, itu tidak tahu. Sudah kita serahkan ke si mamak. Nah, kalau saya sih enggak ada baju lebaran, itu sudah biasa dari dulu," ucap Lek Rohim.
Bagi Lek Rohim, tak perlu malu untuk terlihat apa adanya. Ia sadar betul bagaimana kondisi keluarganya. Namun ia mengaku memiliki semangat yang tinggi untuk bekerja demi menghidupi keluarga kecilnya itu.
"Modal utama itulah rajin, kalau enggak, makan dari mana kita," ujarnya yang tak mau begitu menyerah dengan kerasnya kehidupan ini.
Baca Juga: Intip Bisnis Dimsum Milik Difabel Cantik Asal Gresik
Menurutnya, terpenting saat ini tidak lupa beribadah. "Kita mau minta tolong sama siapa nanti di akhirat? Apa kita mau terus-terusan melupakan kewajiban. Kalau mati besok bagaimana?" kata Lek Rohim, tegas.
Di bawah topi berlabel salah satu merek kopi yang dikenakannya itu, tampak mata Lek Rohim sedang menerawang begitu jauh.
Tatapannya melewati trotoar-trotoar jalan, singgah di baliho-baliho milik partai, di papan nama pertokoan, menyela di roda-roda kendaraan milik para pengendara.
Sekitar dua ratusan meter dari tempat itu terdapat pusat perbelanjaan pakaian jadi. Menjelang sore, para pengunjung pusat pakaian jadi itu kian membludak. Halaman depan ruko penuh sesak oleh kendaraan roda dua dan empat.
Maklum, beberapa hari lagi lebaran tiba. Ramai orang berduyun-duyun membeli baju baru untuk dikenakan saat hari raya. Lantas, bagaimana dengan Lek Rohim dan keluarganya?
Baca Juga: Ratusan Pemudik Asal Surabaya Batalkan Tiket Kereta Api
Berita ini sebelumnya dimuat juga di https://portalsatu.com/read/feature/lek-rohim-pencari-kardus-bekas-anaknya-bilang-belum-ada-kabar-baju-lebaran-43028 jaringan Suara.com.