Suara.com - Harga beberapa jenis kebutuhan pokok di pasar induk Mandalika, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, dilaporkan mengalami kenaikan pada lima hari sebelum (H-5) Idul Fitri 1439 Hijriah.
Kepala Dinas Perdagangan NTB Hj Putu Selly Andayani mengatakan, kenaikan harga dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan dan psikologi pedagang yang cenderung menaikan harga barang menjelang hari besar keagamaan nasional.
“Namun kenaikan harga masih dalam tahap yang wajar,” kata Selly seperti dikutip dari Lombokita.com jaringan Suara.com.
Inspeksi mendadak Tim Terpadu Satuan Tugas (Satgas) Pangan NTB tersebut diikuti oleh Dinas Perdagangan NTB, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB, anggota Satgas Pangan Polda NTB dan Dinas Perdagangan Kota Mataram.
Baca Juga: Tukang Ojek Ini Ubah Tulang Sapi Jadi Kancing Baju Berkualitas
Dari hasil pemantauan, Selly menyebutkan komoditas yang mengalami kenaikan adalah daging ayam potong dari Rp 35.000 menjadi Rp 37.000 per kilogram, cabai rawit dari Rp 35.000 naik menjadi Rp 40.000/kg.
Selain itu, cabai merah besar biasa naik menjadi Rp 25.000 dari sebelumnya Rp 18.000/kg, cabai keriting dari Rp 16.000 naik menjadi Rp 23.000/kg, dan bawang putih diperdagangkan dengan harga Rp 20.000 dari sebelumnya Rp 18.000/kg.
Sementara harga kebutuhan pokok lainnya masih relatif stabil, seperti beras kualitas premium Rp 9.500/kg, beras kualitas medium Rp 9.000/kg, daging sapi murni Rp 120.000/kg, telur ayam ras Rp 1.500/butir, minyak goreng curah Rp 11.500/liter, gula pasir Rp 12.000/kg, dan bawang merah Rp 20.000/kg.
“Secara umum harga kebutuhan pokok di Kota Mataram masih stabil dan stok cukup tersedia. Adapun kenaikan harga beberapa komoditas masih dalam tahap yang wajar,” kata Selly.
Kepala Perwakilan BI NTB Achris Sarwani juga menyatakan, kenaikan harga komoditas, terutama produk hortikultura dipengaruhi faktor permintaan. Namun ada juga peran dari pedagang yang menaikan harga karena momen hari besar keagamaan nasional.
Baca Juga: Barang Antik Seperti Keris Bisa Digadaikan di Pegadaian
Menurut Achris yang juga Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTB, yang menetapkan margin keuntungan adalah pedagang atas dasar meningkatnya permintaan pasar.
“Setelah mendapatkan informasi pasar hari ini, rencananya Kepala Dinas Perdagangan NTB akan melihat dan bertemu langsung dengan distributor cabai rawit di Kabupaten Lombok Timur, sebagai sentra produksi utama,” katanya.