Ini Upaya Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan Petani Indramayu

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 08 Juni 2018 | 07:21 WIB
Ini Upaya Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan Petani Indramayu
Presiden Joko Widodo, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengunjungi Kabupaten Indramayu dalam rangka peresmian program kewirausahaan petani dan digitalisasi pertanian.(Foto: Laily Rachev - Biro Pers Setpres)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah kembali memberikan dukungannya bagi perbaikan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan petani. Kali ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno mengunjungi Kabupaten Indramayu dalam rangka peresmian program kewirausahaan petani dan digitalisasi pertanian.

Program tersebut juga langsung dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dito Ganinduto, sejumlah Direksi BUMN serta pejabat pimpinan daerah.

Dalam kunjungan tersebut, Presiden dan rombongan langsung menyambangi Mitra Badan Usaha Milik Desa Bersama (MBB) binaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu.

MBB Sliyeg tercatat memiliki 1 Badan Usaha Milik Desa/BUMDes Kecamatan (terdiri dari 14 BUMDes) dan satu Perkumpulan Gabungan Kelompok Tani/Gapoktan yang terdiri dari 127 Poktan dan 7009 Petani) dengan jumlah produksi padi tercatat 54.000 ton per tahun dengan total luas lahan sebesar 4.384 Ha.

Baca Juga: Viral! Lelaki Tampan Diduga Penjual Semangka, Ternyata...

MMB Sliyeg merupakan salah satu pilot project kewirausahaan petani yang menerapkan sistem digitalisasi pertanian di mana digitalisasi dilakukan dengan sebuah aplikasi “Logistik Tani’/LOGTAN sebagai platform digital yang mengintegrasikan empat siklus pertanian (pratanam, tanam, panen, pasca panen) sehingga akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.

Jenis layanan MBB antara lain pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR/Non-KUR), penyaluran pupuk dan marketplace holtikultura dengan pelanggan utama petani dan BUMDes.

Menteri Rini mengungkapkan, kehadiran MBB Sliyeg sebagai salah satu program percontohan merupakan bukti nyata kehadiran BUMN dalam mendorong peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani.

MBB merupakan korporasi yang dikelola dengan sistem yang lebih efektif dan menguntungkan dengan menyediakan layanan yang bertujuan untuk mendukung kemajuan dan kemakmuran petani.

“Apresiasi saya bagi BUMN dan Pemda yang telah berkolaborasi. Terima kasih Telkom Indonesia yang memiliki mitra binaan di sini. Melalui keberadaan MBB ini diharapkan para petani yang sebelumnya hanya sebagai penanam yang menghasilkan padi saja, harapannya juga bisa menjadi wirausaha yang unggul dan hidupnya lebih sejahtera. Keberadaan MBB ini harus kita jaga dan terus kita kembangkan,” kata Rini dalam keterangannya.

Baca Juga: Kecantikan Gadis Ini Viral, Ada Hal Mengejutkan di Balik Sosoknya

Menteri Rini juga menegaskan, kehadiran MBB Sliyeg merupakan sebuah bentuk sinergi BUMN dalam mendorong peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani Sliyeg.

MBB Sliyeg merupakan mitra bersama dengan kepemilikan saham mayoritas (51%) dimiliki oleh 7 BUMN yaitu BULOG, Danareksa, Pertamina, PTPN, RNI, PIHC dan PPI dan sisanya dimiliki oleh Perkumpulan BUMDes Bersama dan Perkumpulan Gapoktan (49%). Meski memiliki saham mayoritas, 80% keuntungan akan diserahkan kepada petani.

Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Alex J. Sinaga menambahkan, program layanan kewirausahaan petani dan digitalisasi sistem pertanian ini diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah yang dihadapi petani, seperti usaha skala kecil, daya tawar petani lemah, serta insentif petani yang tidak tepat dan tidak berkelanjutan.

Di BUMDes binaan Telkom ini, semua pelayanan dilakukan melalui sistem yang terintegrasi dengan kartu tani. Data ini nantinya juga menjadi acuan dari Kementerian Pertanian mengenai pertanian di Indramayu, khususnya di Kecamatan Sliyeg.

Program Layanan Kewirausahaan Petani ini akan diterapkan di sembilan wilayah di Jawa Barat antara lain Indramayu, Karawang, Majalengka, Ciamis, dan Cianjur.

“Sistem digitalisasi pertanian yang dicanangkan sejak Maret 2017 ini menjadikan Indramayu sebagai kabupaten di Indonesia yang memiliki data pertanian matang. Kami berharap digitaliasi sistem pertanian bisa mendorong petani untuk memaksimalkan sistem dan mempermudah bisnis yang berkaitan dengan petani dan pertanian,” ungkapnya.

Sekadar catatan, penyaluran KUR di Kabupaten Indramayu telah mencapai 2.436 petani (dengan limit Rp 80 Miliar) dan khusus di Kecamatan Sliyeg sebanyak 1.158 petani (dengan limit Rp 30 Miliar).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI