Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore (7/6/2018), bergerak melemah sebesar 22 poin menjadi Rp 13.875 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 13.853 per dolar Amerika Serikat.
Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra mengatakan bahwa depresiasi rupiah terhadap dolar AS lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal.
Revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia untuk tahun ini dari 5,3 persen menjadi 5,2 persen juga berkontribusi terhadap pelemahan rupiah.
"Penurunan proyeksi dari World Bank pasti memberikan dampak negatif bagi rupiah, namun saya rasa faktor penggerak utamanya masih dari eksternal," ujar Putu saat dihubungi Antara di Jakarta.
Selain itu, lanjut Putu, jika dilihat sejak awal pekan rupiah bisa dikatakan masih berkonsolidasi di rentang Rp 13.830 - Rp 13.890. Pada Kamis ini, pergerakan rupiah sendiri di kisaran Rp 13.860 sampai Rp 13.884 per dolar AS.
Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) sendiri pada Kamis, tercatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp 13.868 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 13.872 per dolar AS.
Sebelumnya, pada Rabu (6/6/2018) sore lalu, rupiah bergerak menguat sebesar 27 poin menjadi Rp 13.853 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 13.880 per dolar AS.