Suara.com - Bank Indonesia berencana akan melakukan Rapat Dewan Gubernur bulanan. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan hal tersebut dilakukan untuk stabilisasi kebijakan moneter terutama soal nilai tukar rupiah.
Menurutnya ada empat langkah yang diprioritaskan untuk menstabilkan nilai tukar. Empat langkah ini sebagai upaya jangka pendek. Salah satu upaya yang akan ditempuh otoritas moneter ini adalah menggelar rapat dewan gubernur bulanan tambahan.
“Dalam konteks ini memang dalam jangka pendek BI memprioritaskan kebijakan moneter untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Fokus kami jangka pendek kebijakan moneter stabilitas nilai tukar," kata Perry di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (28/5/2018).
Perry menjelaskan, RDG tambahan ini bukanlah RDG darurat atau emergency. Menurutnya RDG tambahan atas dasar pertimbangan berbagai kondisi yang dinilai akan memengaruhi stabilisasi nilai tukar rupiah dalam waktu dekat, dalam hal ini prediksi terhadap kenaikan Fed Fund Rate.
“Ini bukan RDG emergency. Ini RDG bulanan tambahan, kalau mau respons yang cepat ya RDG bulanan ditambah di samping langkah preventif untuk FOMC," katanya.
RDG ini rencananya akan diselenggarakan pada akhir bulan Mei 2018, nanum Perry tidak memberikan tanggal persisnya kapan RDG tersebut akan digelar.
Adapun pada RDG sebelumnya, yakni 16-17 Mei 2018, diputuskan BI 7-Day Repo Rate naik 25 basis poin menjadi 4.5 persen dari sebelumnya 4.25 persen.
Dewan Gubernur BI menaikkan suku bunga acuan dilatarbelakangi ketidakpastian pasar keuangan dunia dan penurunan likuiditas global, serta untuk menjaga cadangan devisa yang sudah tergerus untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sejak awal tahun 2018.