Menurut Winarno, faktor-faktor kinerja produksi pangan sudah banyak dicukupi oleh pemerintah sesuai dengan kebutuhan petani. Bahkan bantuan pada Petani Pangan, Pemerintah membantu petani lewat program rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3,05 juta ha (52 %) sejak awal dibangun dengan pinjaman Bank Dunia.
Diimbuhkan Winarno lagi, bantuan itu dipergunakan juga untuk pembuatan embung/long storage/dam parit 3.771 unit, bantuan alat mesin pertanian untuk mempercepat kenaikan IP 180.000 unit.
“Pemerintah menjamin Asuransi Pertanian seluas 674.650 ha dari yang disediakan 1 juta ha, pengering gabah (padi, jagung, kedele sebanyak 1.000 unit). Ini merupakan implementasi UU Nomor 19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani,” tegasnya Winarno lagi.
Potensi lahan pertanian di Indonesia digambarkan oleh Winarno adalah sawah irigasi seluas 4,1 juta HA, dengan IP 200 atau dua kali tanam setahun. Sawah non irigasi 4,0 juta ha dengan IP 100 yang memerlukan embung.
Huma atau ladang seluas 5,02 juta ha dengan IP 100 juga memerlukan embung. Lahan tidur seluas 11,68 juta ha belum bisa ditanami, karena tidak ada pengairan, sehingga sangat memerlukan embung.
“Embung diperlukan sebagai faktor penentu produksi pangan harus dibuat lebih banyak untuk menambah luas panen, dari 1 kali menjadi 3 kali tanam, yang dikerjakan bersama sama oleh Kementan, Kemendes dengan dana desa, Kementrian LHK dan BUMN," ucapnya.
"Pelaksanaan di lapangan untuk pengisian dan pemanfaatannya dilakukan oleh kelompok tani/Gapoktan. Embung berfungsi menabung air di musim hujan, kemudian difungsikan pada musim kering atau kemarau,” tambahnya.
Kemudian soal potensi lahan sawah non irigasi seluas 4 juta ha yang baru bisa ditanam 1 kali atau IP 100. Apabila sudah dibuatkan embung, long strotage, dam parit, pemanfaatan air sungai dan sumur dangkal bisa panen 2 sampai 3 kali atau IP 200-300.
Lokasinya ada di Kalimantan (1.342.702 ha), Sumatera (1.206.476 ha), Jawa (724.334 ha), Bali dan Nusa Tenggara (117.876 ha), Papua (28.681 ha), Sulawesi (608.872 ha), dan Maluku (24.216 ha).
Lumbung padi bukan sebatas menyimpan, melainkan harus memiliki value added.
Tercatat 5,6 juta padi (sucofindo, 2017) berhasil diserap lumbung padi rumah tangga petani, stock di masyarakat per tanggal 30 Juni 2017 sebanyak 8,126 juta ton.
Terget produksi 54,4juta ton pada tahun 2025 akan tercapai karena birokrasi yang mampu menghasilkan kebijakan yang memihak dan memberdayakan petani, sebagai bentuk insentif yang akan berkontribusi pada peningkatan produksi dan produtivitas pangan.