Suara.com - Bank Indonesia menyatakan bahwa jumlah kebutuhan penukaran uang Lebaran pada tahun ini mencapai Rp 188,2 triliun. Jumlah ini naik 13,9 persen dari periode penukaran tahun sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 22,8 persen diperuntukan bagi masyarakat di Jabodetabek.
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi mengatakan, naiknya jumlah uang tunai merupakan hal biasa terjadi setiap tahun menjelang Lebaran. Hal tersebut lantaran sudah menjadi tradisi dan kultur di Indonesia.
“Unsur kenaikan, kami selalu bersiap siaga. Kita ini kan memiliki kultur yang sedikit agak berbeda dengan negara Barat sana. Kita ini Timur, yang senang pegang-pegang tunai. Meski ada nontunai, tetap saja di dompetnya ada tunai," ujar Rosmaya di Jakarta, Rabu (23/5/2018).
Baca Juga: Musim Lebaran, Hati-hati Beredar Uang Palsu
Berdasarkan data persebaran wilayah yang dihimpun BI, mayoritas penarikan uang tunai berlangsung di Pulau Jawa.
Untuk di kawasan Jabodetabek sendiri, besarannya mencapai 22,8 persen, sedangkan di luar Jabodetabek ada sebesar 38,4 persen.
Sementara itu di Pulau Sumatera hanya 19,9 persen dan di kawasan timur yang mencakup Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, hingga Maluku sebesar 18,9 persen.
Guna mencukupi kebutuhan masyarakat tersebut, BI telah bermitra dengan 15 bank untuk melakukan penukaran uang tunai.
Setidaknya ada 160 titik pelayanan yang tersebar di Jabodetabek serta lebih dari 1.000 titik di seluruh wilayah di Indonesia.
“BI mempunyai 46 kantor cabang yang bisa melakukan penukaran uang. Kantor Perwakilan BI pun akan melakukan kegiatan lain seperti kas titipan dan kas keliling. Sehingga tidak hanya berada di satu titik,” ujarnya.
Baca Juga: THR PNS Tahun Ini Akan Lebih Besar Ketimbang Lebaran Kemarin