Suara.com - Bank Indonesia mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu. Hal ini mengingat kebutuhan penukaran uang meningkat pada saat Idul Fitri.
"Saat ini persentase uang palsu itu sebenarnya sudah kecil, sekitar 3 dibanding Rp 1 juta, padahal teknologinya sudah canggih. Tapi tetap saja harus diwaspadai, jangan sampai kita menukar uang dapatnya uang palsu," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi di Jakarta, Rabu (23/5/2018).
Masyarakat diharapkan untuk bisa lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi dengan meneliti ciri-ciri keaslian uang dengan metode 3D, yakni Dilihat, Diraba, dan Diterawang.
Sementara untuk memudahkan mengenali keaslian uang rupiah, masyarakat agar senantiasa menjaga dan merawat rupiah dengan baik melalui metode 5 Jangan.
Baca Juga: Gencar Gerakan Non Tunai, Tapi BI Siapkan Penukaran Uang Receh
"Agar uang ini bisa mudah dikenali maka masyarakat diimbau melakukan 5 jangan yaitu, jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas, dan jangan dibasahi," katanya.
Selain itu, BI juga mengimbau kepada masyarakat yang ingin menukarkan uang, sebaiknya datang ke bank atau ke layanan penukaran uang yang telah ditunjuk oleh perbankan.
Selain menjamin keaslian uang, penukaran di bank juga tidak dikenakan biaya tambahan.
"Kita ada ini banyak bank kerja sama, ada 15 bank. Datang ke bank, nanti dilayani. Kalau antre sebentar tidak apa-apa, yang penting uangnya asli. Di bank juga tidak dikenai biaya tambahan. Berapa yang Anda tukarkan, itu yang Anda dapatkan," katanya.
Baca Juga: THR PNS Tahun Ini Akan Lebih Besar Ketimbang Lebaran Kemarin