Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan melakukan revitalisasi kawasan seribu rumah gadang. Kawasan itu terletak di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.
Kawasan itu memiliki keunikan dengan sebaran rumah gadangnya. Setidaknya terdapat 138 rumah gadang yang ada dalam kawasan ini.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan revitalisasi kawasan seribu rumah gadang akan dilakukan secara kolaborasi antara Kementerian PUPR, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, hingga pihak swasta, dan individu.
"Target selesi Agustus 2019, ini juga bagian dari upaya kita semua, kolaborasi," ujar Endra di Kawasan Pesantren Modern Terpadu Prof. Hamka, Kota Padang, Sumatera Barat, Senin (21/5/2018).
Beberapa rumah gadang ada yang mencapai ratusan tahun umurnya. Sehingga kawasan ini kemudian ditetapkan menjadi kawasan cagar budaya, dengan objek rumah gadang sebagai bangunan cagar budaya.
Endra menjelaskan, revitalisasi tidak hanya dilakukan pada rumah gadang, area lingkungan rumah, dan ruang terbuka hijau nantinya juga akan ditata lebih baik. Selain merevitalisasi rumah gadang, sungai batang hari nantinya juga akan ditata.
Dengan begitu, kawaaan nagari rumah gadang diharapkan bisa menghadirkan icon baru di Solok Selatan, dengan adanya Menara Gardu Pandang, Panggung, Ruang Terbuka Hijau, Area Kuliner, dan Jembatan. Untuk tahun ini, pemerintah fokus penyusunan masterplan penataan kawasan hingga merampungkan desain. Pengerjaan fisik revitalisasi ditargetkan akhir 2018.
"Solok Selatan kan potensi wisatanya besar ya. Apa lagi dulu Pak Presiden pernah mendaki di Gunung Kerinci. Titik masuknya di sini (Solok Selatan)," kata Endra.
Untuk diketahui, kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Sumatera Barat pada Februari 2018 lalu, membuat Kepala Negara mengingat masa mudanya. Sekitar tahun 1983, Jokowi beserta rekan-rekan kala itu naik bus dari Jawa melalui Padang, Solok Selatan lalu menuju Gunung Kerinci.
"Selain pariwisata, juga untuk melestarikan budaya Minang. Banyak rumah gadang yang kurang baik, kurang perawatan. Ini yang kurang baik akan direnovasi betul," kata dia.
Endra menerangkan revitalisasi kawasan seribu rumah gadang bukan karena ada 1000 rumah yang akan diperbaiki. Ia menyebut, hal ini agar bisa menjadi suatu gerakan.
"Yang diperbaikinya nggak sampai 1000 rumah gadang, tapi supaya ini jadi gerakan satu sumber, bahwa rumah gadang yang cantik dan indah itu tetap dilestarikan," kata dia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kementerian PUPR pada bulan Maret sampai Mei 2018, dari 138 rumah gadang hanya sekitar 38 rumah yang akan dilakukan pemugaran. Sebanyak 23 rumah gadang mengalami rusak berst, 11 rumah rusak sedang, dan empat rumah rusak ringan.
Ia menjelaskan pemerintah menyiapkan anggaran sekitar Rp 110 miliar. Anggaran yang bersumber dari APBN itu untuk pemugaran 38 rumah gadang dan pembangunan fasilitas publik.
"Anggarannya nanti ada lagi, belum dari swasta, pemerintah kota, dan kabupaten. Rp 110 miliar baru kawasan dan bangunan gedungnya. (Untuk biaya revitalisasi) sungainya akan dihitung dulu," jelas Endra.