Resmi IPO, Royal Prima Tercatat Jadi Emiten ke-13 Tahun 2018

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 15 Mei 2018 | 14:17 WIB
Resmi IPO, Royal Prima Tercatat Jadi Emiten ke-13 Tahun 2018
Suasana pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/6). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Selasa (15/5/2018) meresmikan pencatatan perdana saham PT Royal Prima Tbk. BEI tercatat sebagai emiten ke-13 pada tahun 2018.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Jakarta, Selasa (15/5/2018) mengatakan bahwa setelah sahamnya resmi tercatat di BEI, Royal Prima diharapkan dapat lebih menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) serta memastikan terselenggaranya kepatuhan terhadap peraturan pasar modal.

"Penerapan GCG akan meningkatkan kualitas dan kinerja perusahaan," katanya.

Ia menambahkan bahwa dengan masuknya perusahaan yang bergerak dalam bidang kesehatan itu, diharapkan aktivitas perdagangan di BEI akan lebih semarak dan lebih likuid, dan menjadi pilihan bagi para investor.

Direktur Utama PT Royal Prima Tbk Tommy Leonard mengatakan aksi korporasi melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk berkembang lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Melalui IPO ini akan ada strategi untuk melanjutkan perjalanan di industri kesehatan," kata dia di Gedung BEI, Selasa (15/5/2018). PRIM menjadi emiten ke-13 yang melantai di bursa pada tahun ini.

Dalam IPO, dipaparkan, Royal Prima Tbk memperoleh dana sebesar Rp 975 miliar, sekitar 46,4 persen dana dari IPO akan digunakan untuk akuisisi rumah sakit baru.  Diharapkan dana ini dapat digunakan untuk memperluas jaringan rumah sakit di Indonesia. Selain itu, sisa dana IPO akan digunakan untuk membeli peralatan medis serta ekspansi dan renovasi rumah sakit yang telah ada.

Emiten dengan kode perdagangan PRIM itu bergerak ke level Rp 750 per saham pada perdagangan perdananya di BEI, naik 50 persen dari harga awal Rp 500 per saham. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI