Bom Meledak di Surabaya, Analis Prediksi IHSG Tak Terganggu

Senin, 14 Mei 2018 | 08:53 WIB
Bom Meledak di Surabaya, Analis Prediksi IHSG Tak Terganggu
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada memperkirakan, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada di zona hijau pasca ledakkan bom yang terjadi di Surabaya pada Minggu (13/5/2018).

“Diperkirakan IHSG akan berada di kisaran support 5.927-5.948 dan resisten 5.968-5.987,” kata Reza di Jakarta, Senin (14/5/2018).

Reza mengatakan, penguatan tersebut lantaran adanya kenaikan daya beli seiring imbas pergerakan bursa saham regional hingga kembali terapresiasinya laju Rupiah.

Kendati demikian, pihaknya mengimbau untuk tetap mewaspadai adanya sentimen-sentimen negatif yang bisa membuat IHSG mengalami pelemahan.

Baca Juga: Bom Meledak di Surabaya, Bali Khawatir Kunjungan Wisatawan Turun

“Kewaspadaan tetap harus dilakukan, jangan sampai sentimen negatif membuat IHSG melemah,” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengimbau, kepada seluruh investor di pasar modal untuk tidak terpengaruh serangan teror bom yang terjadi di tiga lokasi di Surabaya.

“Kepada seluruh pelaku pasar untuk tetap tenang dan beraktivitas secara normal,” kata Tito.

Dirinya juga mengimbau, agar investor dan seluruh pelaku pasar modal tidak bereaksi berlebihan dan tetap optimistis terhadap stabilitas keamanan nasional.

Secara fundamental, ia menyampaikan, perusahaan tercatat yang tergabung dalam indeks LQ45 menunjukkan kinerja yang solid dengan rata-rata pendapatan meningkat sebesar 15,96 persen dan laba bersih meningkat 11,68 persen pada kuartal pertama 2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Ledakan Bom Guncang Surabaya, Yogyakarta Turut Berduka

Tito menambahkan, kondisi pasar juga cukup stabil yang ditunjukkan dengan likuiditas transaksi yang tinggi dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp 8,87 triliun atau meningkat sebesar 16,7 persen dibandingkan 2017 dan frekuensi harian sebesar 387.000 atau meningkat sebesar 23,7 persen dibandingkan 2017.

Ia mengemukakan, pada teror bom Thamrin 14 Januari 2016 lalu tidak berpengaruh besar terhadap kegiatan di pasar modal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI