Suara.com - Ekonom Institute of Development Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara meyakini, ledakkan bom yang terjadi di beberapa wilayah di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) tidak akan mengganggu iklim investasi di Indonesia.
Pasalnya, kata Bhima, investor saat ini lebih mencermati data-data ekonomi makro dan tren kenaikan suku bunga acuan The Fed.
"Tidak berpengaruh terlalu besar. Jadi efek yang ditimbulkan ke kepercayaan investor juga kecil," kata Bhima saat dihubungi Suara.com, Senin (14/5/2018).
"Misalnya dulu saat ada peristiwa teror di Gereja Yogyakarta pun hampir tidak berdampak ke sentimen pasar," Bhima menambahkan.
Baca Juga: Dirut BEI Buka Suara Terkait Teror Bom di Surabaya
Kendati demikian, Bhima mengatakan, untuk mencegah kaburnya para investor yang berinvestasi di Indonesia pasca teror bom di Surabaya itu, pemerintah wajib menanggani dan menyelesaikan kasus ini secara tuntas.
Hal tersebut untuk menumbuhkan keyakinan dari investor bahwa Indonesia adalah negara yang aman dan nyaman untuk berinvestasi.
"Investor atau pelaku pasar melihat seberapa cepat aksi dari pemerintah untuk menangkap otak-otak pelaku itu," kata Bhima.
"Kalau semakin cepat direspon, kasusnya ditutup itu kepercayaan investor akan kembali lagi confiden,” tambahnya.